JAKARTA INSIDER - Banyak orang bertanya-tanya apakah aman untuk mendonorkan darah saat berpuasa.
Pasalnya, donor darah melibatkan pengambilan sejumlah darah dari tubuh yang bisa berdampak pada kondisi fisik seseorang.
Namun, menurut para ahli kesehatan, donor darah tetap bisa dilakukan saat berpuasa dengan memperhatikan beberapa hal penting agar tubuh tetap fit.
Baca Juga: Bukan hanya bagus bagi pencernaan, puasa juga bisa bikin glowing, lho
Dikutip dari laman www.tribratanewspolri.go.id Menurut para dokter dan Palang Merah Indonesia (PMI), donor darah saat puasa boleh dilakukan asalkan tubuh dalam kondisi sehat dan tidak mengalami dehidrasi.
Biasanya, setelah mendonorkan darah, seseorang bisa merasa lemas karena volume darah yang berkurang.
Oleh karena itu, waktu donor darah sangat penting agar tidak mengganggu aktivitas berpuasa. Waktu terbaik untuk donor darah saat Ramadan adalah setelah berbuka puasa atau setelah sahur.
Baca Juga: Kabareskrim ungkap Polri selidiki kasus teror kepala babi di kantor Tempo
Jika dilakukan setelah berbuka, tubuh sudah mendapatkan asupan cairan dan nutrisi sehingga risiko lemas atau pusing lebih kecil. Sementara itu, jika dilakukan setelah sahur, pastikan tubuh cukup terhidrasi dan mengonsumsi makanan bernutrisi sebelum donor darah.
Untuk menjaga kesehatan, berikut beberapa syarat yang perlu diperhatikan sebelum mendonorkan darah saat berpuasa:
Jangan mendonorkan darah jika sedang merasa lemah, pusing, atau memiliki tekanan darah rendah.
Baca Juga: Optimalkan kualitas tidur saat berpuasa, begini saran Ahli!
Saat sahur dan berbuka, pastikan tubuh mendapat asupan protein, karbohidrat, dan cairan yang cukup. Dehidrasi dapat menyebabkan tubuh semakin lemah setelah donor darah.
Sebaiknya donor dilakukan setelah berbuka puasa atau sebelum sahur agar tubuh tetap mendapatkan nutrisi dan cairan yang cukup. Kurang tidur bisa membuat tubuh semakin lemah setelah mendonorkan darah.
