Ancaman nuklir terus menjadi perhatian utama, terutama terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 2022.
Konflik ini telah menimbulkan ketegangan besar di Eropa dan memicu kekhawatiran tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir.
"Perang di Ukraina terus menjadi sumber risiko nuklir yang besar. Konflik ini berpotensi berkembang menjadi perang nuklir, baik karena kesalahan perhitungan maupun keputusan yang gegabah," tambah Holz.
Kekhawatiran ini semakin kuat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kebijakan baru pada November 2023 yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir.
Doktrin baru ini memberi Putin lebih banyak alasan untuk menggunakan arsenal nuklir terbesar di dunia sebagai respons terhadap serangan konvensional dari Barat.
Selain itu, Rusia juga menolak untuk melanjutkan negosiasi perjanjian baru dengan Amerika Serikat yang akan menggantikan New Strategic Arms Reduction Treaty (New START), yang akan berakhir pada 2026. Moskow malah meminta agar perjanjian semacam itu diperluas untuk mencakup negara-negara lain.
Ketegangan di Timur Tengah dan Asia
Artikel Terkait
Catat! Ini 15 tips untuk menghilangkan noda bekas jerawat dengan bahan alami, ada dari kentang dan telur
Hamas secara resmi kembalikan 3 sandera Israel, ditukar dengan 183 tahanan Palestina
Pertukaran tahanan Hamas dan Israel tahap 5, 183 sandera Palestina dipulangkan menuju Gaza
Presiden AS Donald Trump mendapat kecaman serius dari 79 negara ini terkait relokasi dan pembangunan Gaza
Dukung PM Israel Benjamin Netanyahu, Donald Trump mendapat kecaman dari ICC dan 79 negara