Data tersebut, sejalan dengan perkiraan pasar, menunjukkan bahwa inflasi AS berkurang.
Sementara itu, dolar AS naik tipis pada Jumat (27/1/202) setelah ukuran inflasi utama AS menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,09 persen menjadi 101,924.
"(The Fed) perlu diyakinkan dan indikator favorit mereka menunjukkan inflasi sedang mendingin, tetapi saya pikir masih perlu ada lebih banyak pekerjaan yang dilakukan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Pasar masih bagus untuk emas karena resesi akan menjadi bullish, dan emas masih bisa berkembang di lingkungan kenaikan suku bunga yang lebih kecil, tambah Moya.
Data ekonomi lainnya yang dirilis Jumat (27/1/2023) juga mengurangi daya emas. Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) naik menjadi 64,9 pada survei Januari 2023, naik dari 59,7 pada Desember.
National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa penjualan rumah yang tertunda di AS naik 2,5 persen pada Desember, mematahkan penurunan beruntun enam bulan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 39,8 sen atau 1,66 persen, menjadi ditutup pada 23,622 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terpangkas 6,2 dolar AS atau 0,61 persen, menjadi menetap pada 1.016,80 dolar AS per ounce.
Meskipun emas melemah setalah data inflasi AS sesuai perkiraan, tetapi tidak menyurutkan masyarakat Indonesia untuk membelinya.***
Artikel Terkait
Della Puspita yang kini menjanda, pasang kriteria tinggi untuk calon pasangan: Good looking, good rekening
KAI sayangkan tindakan oknum pembuat akun Twitter palsu KAI121
Anies Baswedan: Alhamdulillah koalisi perubahan semakin solid
Apakah boleh vaksin campak dan booster Covid-19 dilakukan bersamaan? Ini penjelasan Prof Hinky
Tamara Bleszynski ungkap dirinya terlilit hutang dan riba: Aku akan terus berjuang melawan lintah darat ini…