Menurut dia, ada empat keunggulan ekonomi berbasis budaya.
Pertama, bahan bakunya dominan lokal.
Kedua, umumnya ada di desa, kemudian ketiga, skalanya UMKM serta keempat, bersifat khas.
"Jadi ekonomi berbasis budaya akan memperkuat NKRI, bukan sekadar uang,"ujarnya.
Dia memberi contoh, produk ekonomi berbasis budaya antara lain tekstil tradisional, mebel, kerajinan, ukiran, anyaman, dan kuliner.
Gobel menegaskan, investasi asing selalu membawa budaya mereka yang melekat pada produk dan manusianya.
"Karena orangnya datang maka akan hadir juga kulinernya, lalu perilakunya, dan seterusnya, " katanya.
Tentu saja tak semuanya negatif, banyak juga hal yang positif.
"Hanya saja, kita perlu awas tentang pentingnya ketahanan budaya,"ujarnya.
Pada era globalisasi, lanjutnya, budaya bangsa makin memiliki kedudukan yang sangat penting sehingga harus diperkuat melalui pendidikan.
Baca Juga: Buntut kasus KDRT Ferry Irawan, Venna Melinda menutup pintu damai dan balik menantang suaminya
"Bukan hanya dalam pendidikan formal di sekolah-sekolah tapi juga pendidikan di perusahaan,"kata Gobel.
Ia mengingatkan kualitas pembangunan sumber daya manusia adalah kunci dalam memasuki peradaban unggul dan maju.
"Kita harus memahami filosofi people before product," katanya.
Dia menegaskan, membuat produk itu tidak sulit, yang pertama dan utama adalah membangun manusianya dulu.