JAKARTA INSIDER – Negara Eropa sedang mengalami resesi akibat naiknya harga bahan pangan, gas dan makanan terlebih perang Ukraina dan Rusia yang tak berkesudahan.
Inggris sekarang makin merasakan pelik yang mencekik akibat tingginya kenaikan inflasi yang mencapai 10% hingga turunnya jumlah nilai poundsterling selama dua tahun terkahir dan terlebih biaya pemakaman Ratu Elizabeth II yang tak main main.
Baca Juga: PM Inggris Liz Truss undur diri akibat kekacauan Inggris, ini kandidat penggantinya…
Setelah Boris Johnson lengser dan digantikan oleh Liz Truss masyarakat Inggris semakin mengalami kesusahan dan kenaikan harga barang yang dirasa tak wajar.
Liz Truss dalam kebijakan yang ingin diberlakukan nya adalah termasuk menghandle ekonomi dan pajak yang harus paling utama dilakukannya, namun belum sempat Truss kerja dengan kebijakan yang akan dibuat nya masyarakat Inggris telah beramai ramai I gin Truss hengkang dan mundur dari jabatannya dan inginkan Boris Johnson kembali.
Inggris setelah kepergian Ratu Elizabeth II semakin dihantui oleh krisis ekonomi dan kesulitan bahan pangan. Hal ini pun telah diungkapkan oleh sebuah kelompok konsumen Inggris yang menyatakan bahwasanya banyak resiko yang memicu kemiskinan setelah Ratu Elizabeth II wafat dan Boris Johnson diganti oleh Liz Truss.
Baca Juga: Liz Truss mundur, warga Inggris akui rindu dengan sosok Boris Johnson
Liz Truss mempunyai sederet kebijakan untuk melakukan penerangan ekonomi bagi warga Inggris, namun peliknya kebijakannya ini malah membuat warga inggris diambang kehancuran.
Trus mengira kebijkannya akan membuat perubahan bagi pertumbuhan perekonomian Inggris, namun fakta lapangan mengatakan hal lain.
Jauh sebelum Ratu Elizabeth II wafat ekonomi Inggris sudah mengerikan.
Ekonomi Inggris sudah sangat mengerikan akibat tidak adanya kepastian dalam keuangan akibat terjadinya pandemi COVID-19 sehingga terjadi adanya situasi global yang sempat memanas.
Akan tetapi , Liz Truss sempat membuat adanya suatu kebijakan yang dinilai sangat klasik dan biasa, kebijakan truss tersebut seperti adanya pemotongan tarif pajak hingga mendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara tingkatkan belanja pemerintah.
Kebijakan Truss semakin membuat ekonomi Inggris kacau dan susah diselamatkan.
Di bawah pemerintahan Truss yang tak sampai setahun lama, para pejabat di Inggris mengusung kan adanya rencana ekonomi yakni dengan hal memberikan insentif pajak berjumlah 45 miliar poundsterling (GBP) atau sama dengan Rp 786 triliun.
Hal demikian juga yang lalu membuat para pejabat Inggris terpaksa mengeluarkan isi dompet mereka lebih dalam dengan berutang atau obligasi.