Bahlil memperkirakan bahwa total nilai perdagangan sektor energi yang akan dilakukan Indonesia dengan Amerika Serikat bisa mencapai lebih dari USD 10 miliar, atau setara sekitar Rp168 triliun.
“Kalau dilihat dari sektor energi, baik crude oil, LPG, maupun BBM, nilainya bisa tembus di atas USD 10 miliar,” jelasnya.
Langkah ini diyakini menjadi bagian penting dari strategi diplomatik Indonesia agar tarif dagang yang dikenakan AS kepada produk-produk Indonesia dapat diturunkan.
Baca Juga: 5 Tokoh Komunis yang terkenal dalam Sejarah Indonesia, ada Mohammad Hatta?
Dengan meningkatkan pembelian produk energi dari Amerika, pemerintah berharap dapat menciptakan hubungan dagang yang lebih seimbang dan membuka peluang relaksasi tarif resiprokal yang dinilai memberatkan ekspor RI.***