ekbis

Sebut AS kalah telak dari China dalam perang tarif, Raymond Chin: Cuma menang di teknologi!

Selasa, 15 April 2025 | 16:51 WIB
Potret Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan Influencer Indonesia, Raymond Chin (kanan). (Instagram.com / @potus - @raymondchins)

JAKARTA INSIDER – Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah kedua negara saling memberlakukan tarif balasan (resiprokal) atas produk impor masing-masing.

Topik ini pun ramai diperbincangkan di media sosial dan jadi perhatian banyak kalangan.

Awalnya, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menaikkan tarif impor terhadap produk-produk asal China hingga 145 persen, sebagai bagian dari strategi ekonomi proteksionis.

Baca Juga: Dibantai Korea Utara, Erick Thohir sebut Garuda Muda sudah ukir sejarah di Asia Tenggara

Namun, China tidak tinggal diam. Negeri Tirai Bambu itu kemudian membalas dengan menetapkan tarif sebesar 125 persen terhadap barang-barang asal Amerika Serikat.

Menanggapi situasi tersebut, Raymond Chin, seorang influencer sekaligus pengusaha muda asal Indonesia, memberikan pandangannya.

Melalui kanal YouTube miliknya, Raymond menyebut bahwa kebijakan tarif ini justru mencerminkan kelemahan AS dalam persaingan dagang global.

“Trump bikin tarif tinggi buat negara-negara yang dianggap merugikan ekonomi AS. Tapi sekarang malah terlihat AS yang keteteran,” ujar Raymond dalam video yang diunggah pada Selasa, 15 April 2025.

Baca Juga: Rayakan Lebaran 2025, Promedia gelar Halal Bihalal serentak dari Bandung hingga Solo

Sebagai pendiri platform finansial dan investasi Ternak Uang, Raymond menilai bahwa meski AS menaikkan tarif lebih tinggi dari China, posisi Amerika dalam berbagai sektor bisnis global justru semakin melemah.

Ia menyoroti bahwa banyak analis dan prediksi global menyebut China akan menjadi kekuatan ekonomi nomor satu dunia, menggeser dominasi AS yang selama ini tak tergoyahkan.

“Sekarang pemerintah AS pusing gimana tetap bisa mempertahankan posisi nomor satu, supaya enggak disalip China,” ungkapnya.

Baca Juga: Kasus dugaan pelecehan seksual Dokter kandungan Garut saat USG masuki babak baru, DPR: Ini sangat wajib ditangkap!

Raymond juga menegaskan bahwa Amerika saat ini hanya unggul dalam satu hal—yakni inovasi teknologi dan kekayaan intelektual (IP). Sementara dalam sektor-sektor lain, seperti ekonomi makro, manufaktur, hingga digitalisasi, China mulai menunjukkan dominasinya.

“Orang-orang mikirnya soal AI, digital, ekonomi, dan semua itu China mulai unggul. AS sekarang cuma menang di inovasi teknologi seperti yang dimiliki Tesla, Apple, atau Microsoft,” jelasnya.

Halaman:

Tags

Terkini