Bahkan, jika rupiah melemah terhadap dolar, maka nilai ekspor yang diterima pengusaha justru tetap stabil atau bahkan naik dalam bentuk rupiah.
“Rupiah melemah, pengusaha tetap dapat rupiah yang sama. Tidak perlu ada PHK hanya karena tarif naik 10%,” katanya.
Lebih jauh, JK melihat bahwa kebijakan tarif Trump hanyalah bagian dari taktik negosiasi dagang. Ia menyebutkan bahwa Trump sengaja “menjual mahal” terlebih dahulu, dengan memberlakukan tarif tinggi, lalu membuka ruang negosiasi.
Baca Juga: Perkuat sektor Nelayan, Menteri ESDM tambah 6 SPBU baru di Maluku untuk permudah akses BBM laut
"Ini hanya bentuk tekanan untuk bernegosiasi. Naikkan harga dulu, nanti dibuka ruang tawar-menawar,” jelas JK.
Ia juga meragukan efektivitas strategi Trump memaksa industri kembali ke AS. Biaya membangun pabrik dan menggaji tenaga kerja di Amerika jauh lebih tinggi dibandingkan Asia.
“Kalau ingin pabrik sepatu ada di AS, dari mana buruhnya? Biayanya pasti lebih mahal, dan waktunya juga lama,” tambahnya.
Baca Juga: Beri tips jitu untuk Lisa Mariana, Hotman Paris: Begini cara klaim nafkah dari Ridwan Kamil
Dengan demikian, JK mengajak publik untuk tidak terlalu panik terhadap kebijakan ini.
Ia melihat bahwa kebijakan tersebut lebih bersifat politis dan jangka pendek, serta dapat dinegosiasikan untuk menemukan jalan tengah yang tidak merugikan kedua belah pihak.***