JAKARTA INSIDER - Presiden Prabowo Subianto meresmikan fasilitas pemurnian emas (Precious Metal Refinery/PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, pada Senin (17/3).
Peresmian ini menandai komitmen Indonesia dalam memperkuat industri hilirisasi sumber daya mineral, sehingga negara tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi.
Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan bahwa keberadaan industri pemurnian ini merupakan langkah maju bagi Indonesia. Negara tidak boleh lagi hanya mengekspor bahan baku mentah, melainkan harus mampu mengolah dan menghasilkan produk akhir yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Mekanisme pemberian Bonus Hari Raya untuk Pengemudi Ojol: Apa yang perlu diketahui?
"Berdirinya industri ini adalah bukti bahwa kita bisa melakukan pemrosesan dari bahan baku menjadi produk jadi. Konsentrat dapat diolah menjadi logam mulia seperti emas dan perak, serta produk lain yang bernilai tinggi," ujar Prabowo.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian industri nasional.
"Ini adalah pencapaian besar bagi bangsa kita. Kita tidak boleh terus-menerus menjadi eksportir bahan mentah, melainkan harus menjadi produsen barang jadi yang memiliki nilai tambah tinggi," lanjutnya.
Baca Juga: Prabowo Subianto akan mempercepat pengangkatan CASN dan CPNS pada Juni 2025
Pabrik Pemurnian Emas Terbesar di Dunia
Fasilitas PMR milik PT Freeport Indonesia yang diresmikan ini merupakan pabrik pemurnian emas modern yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Dengan teknologi hydrometallurgy, pabrik ini diklaim sebagai salah satu fasilitas pemurnian lumpur anoda terbesar di dunia.
"Saya diberitahu bahwa fasilitas ini merupakan instalasi pemurnian logam, terutama emas, yang terbesar di dunia dalam satu entitas," ungkap Prabowo.
Keberadaan pabrik ini menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan memperkuat industri pengolahan dalam negeri.
Dampak Hilirisasi: Peningkatan Ekonomi dan Kemandirian Industri
Pembangunan fasilitas pemurnian emas ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah dalam mendorong hilirisasi sektor pertambangan. Dengan adanya pabrik pemurnian emas di dalam negeri, Indonesia dapat:
- Meningkatkan nilai tambah hasil tambang, sehingga keuntungan ekonomi lebih besar dibandingkan menjual bahan mentah.
- Menciptakan lebih banyak lapangan kerja, baik di sektor industri pengolahan maupun industri pendukungnya.
- Mengurangi ketergantungan pada impor produk logam mulia, sehingga memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
- Menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri logam mulia global.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan larangan ekspor bahan mentah yang telah diterapkan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pada sektor nikel dan bauksit.
"Kita ingin bangsa ini mandiri dalam pengolahan sumber daya alam. Kita harus memastikan bahwa kekayaan alam kita memberikan manfaat maksimal bagi rakyat," tegas Prabowo.