ekbis

FWESDM menelisik prospek energi Indonesia di masa depan, Profesor Tutuka Ariadji: masih cukup enak!

Rabu, 25 Oktober 2023 | 16:00 WIB
Dalam FWESDM terkini, para pemangku kepentingan kunci mengulas prospek gurihnya energi Indonesia pada tahun mendatang. (Jakarta Insider)

JAKARTA INSIDER - Pada hari ini, 25 Oktober 2023, Forum Wartawan Energi dan Sumber Daya Mineral (FWESDM) menggelar diskusi di Chubb Square Plaza UOB, Jakarta, serta disiarkan secara langsung melalui platform YouTube.

Acara yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari pihak pemerintah, praktisi, dan media berdiskusi untuk menyoroti prospek energi 2024.

Ketua Panitia Pelaksana, Godang Sitompul, dalam pembukaan acara tersebut menekankan pentingnya peran media sebagai mitra dalam mendukung transisi energi yang dicanangkan pemerintah.

Baca Juga: Forum Wartawan Energi dan Sumber Daya Mineral gelar diskusi Menelisik Prospek Energi 2024, Gurih Atau Hambar 

"Media senantiasa akan menjadi mitra untuk menyampaikan semangat dari transisi energi yang digaungkan pemerintah," ujarnya.

Prof. Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengungkapkan pandangannya tentang arah ke depan energi Indonesia.

Dalam pemaparannya, ia menyoroti pentingnya mempertimbangkan pemanfaatan gas secara optimal sebagai strategi dalam merespons tuntutan internasional untuk memanfaatkan energi terbarukan.

Baca Juga: Pertamina Lubricants memperluas sayap ke dunia balap dengan menjadi sponsor tim balap VR46 di MotoGP 2024-2026

Pembukaan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya (Jakarta Insider)

"Memang mainstreamnya adalah renewable energy, namun itu tidak mudah dalam tekanan internasional bahwa tekanan dari global mengharapkan Indonesia segera memanfaatkan energi terbarukan," tutur Prof. Tutuka.

Profesor Institut Teknologi Bandung ini menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi volatilitas harga minyak internasional dan kompleksitas geopolitik di beberapa wilayah utama produsen minyak.

Namun, sejumlah hambatan terus dihadapi, terutama di sektor hilir.

Baca Juga: KPK menetapkan tersangka korupsi pengadaan LNG di Pertamina setelah merugikan negara Rp2,1 Triliun

Masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti ketergantungan pada impor bahan bakar minyak dan LPG.

Halaman:

Tags

Terkini