Meski begitu, ia menegaskan bahwa pemerintah akan berupaya menciptakan iklim investasi yang menarik dan melakukan hilirisasi untuk memastikan ketahanan industri nasional.
Dalam upayanya, pemerintah telah mewujudkan percepatan proses izin AMDAL dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta merancang program Jargas guna membantu masyarakat kecil dan mengurangi ketergantungan pada impor LPG.
Baca Juga: Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN dipanggil KPK terkait kasus korupsi pengadaan LNG Pertamina
Potensi sumber daya energi Indonesia juga tetap menjadi fokus utama, dengan fokus pada pengembangan cekungan di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Sumatera Tengah.
Dengan langkah-langkah konkrit yang diambil pemerintah, terutama terkait hilirisasi dan program energi berkelanjutan, prospek energi 2024 Indonesia tampaknya memiliki rasa 'gurih' yang menjanjikan.
Hal ini disampaikan Profesor Tutuka Ariadji sembari menjawab pertanyaan salah satu peserta diskusi.
Baca Juga: Isu perubahan Pertalite jadi Pertamax Green 92, Pertamina: Masih usulan, belum diputuskan
"Dengan kondisi seperti itu, kalau ditanya gurih atau tidak, masih cukup enak menurut saya, kolesterolnya masih ada!" ungkap Dirjen Minyak dan Gas Bumi ini.
Namun, tetap diperlukan upaya kolaboratif yang kokoh dari semua pihak terkait untuk memastikan kesinambungan dan ketahanan energi nasional.***
Artikel Terkait
Isu perubahan Pertalite jadi Pertamax Green 92, Pertamina: Masih usulan, belum diputuskan
Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN dipanggil KPK terkait kasus korupsi pengadaan LNG Pertamina
KPK menetapkan tersangka korupsi pengadaan LNG di Pertamina setelah merugikan negara Rp2,1 Triliun
Pertamina Lubricants memperluas sayap ke dunia balap dengan menjadi sponsor tim balap VR46 di MotoGP 2024-2026
Forum Wartawan Energi dan Sumber Daya Mineral gelar diskusi Menelisik Prospek Energi 2024, Gurih Atau Hambar