Di sisi lain, Perseroan mungkin melihat opsi konversi utang menjadi saham sebagai strategi untuk mengurangi beban utang yang harus dibayar secara tunai dalam waktu tertentu.
Dengan mengalihkan utang ke dalam saham, Perseroan dapat mengalokasikan dana tunai untuk keperluan operasional, investasi, atau pengembangan bisnis lainnya.
Namun, langkah ini juga harus diimbangi dengan manajemen yang baik terhadap saham-saham yang diterbitkan agar tidak mengakibatkan dilusi nilai bagi pemegang saham sebelumnya.
Sebagai kreditur, para vendor dan subkon tentunya harus mempertimbangkan dengan cermat opsi konversi ini sebelum menyetujuinya.
Baca Juga: Media sosial raksasa TikTok rilis TikTok untuk saingi Spotify dan Youtube Music
Kepentingan mereka sebagai pemegang piutang harus tetap dijaga, sambil tetap memperhatikan potensi manfaat jangka panjang yang mungkin ditawarkan oleh saham Perseroan.***
Artikel Terkait
BLINK siap-siap borong! Starbucks Indonesia rilis merchandise resmi kolaborasi dengan BLACKPINK
Semakin mahal! ShopeeFood tingkatkan komisi yang mereka ambil dari 20% menjadi 25% untuk merchant
Mitra Neynisfood kirim surat terbuka untuk Dwi Annisa dan Nesya Anastasya, tuntut penjelasan dan maaf
Media sosial raksasa TikTok rilis TikTok untuk saingi Spotify dan Youtube Music
Blacklist! Pegawai BUMN Karya, anak perusahan, dan afilisasinya kini tidak bisa akses pembiayaan Bank BUMN