Perubahan global dari batu bara menjadi energi terbarukan semakin kencang.
Supply batu bara diperkirakan akan turun hingga 48% pada periode 2021-2030 dan turun lagi hingga 91% pada periode 2021-2050 menurut skenario IEA NZE 2050.
Risiko transisi yang tinggi ini membuat investasi pada batu bara, termasuk bagi Adaro, menjadi sangat berisiko.
Lebih dari 200 lembaga keuangan telah memiliki kebijakan pembatasan investasi batu bara.
DBS, Standard Chartered, dan OCBC telah menyatakan tidak akan terlibat dalam pembiayaan ke Adaro.
Baca Juga: MrBeast beli rumah satu komplek untuk teman dan karyawan, malah dikritik netizen
Bahkan HSBC memiliki kebijakan khusus untuk tidak membiayai pembangunan PLTU batu bara captive.
"Jika Adaro masih tidak menunjukkan upaya transisi keluar dari bisnis batu bara yang serius, institusi keuangan yang bertanggung jawab sebaiknya tidak mendukung bisnis Adaro," tegas Abdi, salah satu pemegang saham Adaro lainnya.
Artikel Terkait
Rahasia dibalik donat Indonesia vs donat Amerika, ternyata JCO merubah dunia donat Indonesia
MrBeast beli rumah satu komplek untuk teman dan karyawan, malah dikritik netizen
Jika kerja di kantor ini, karyawan boleh nyicil dengan bunga 0% untuk nonton konser Coldplay dan Taylor Swift!
Hilangnya suara emas TRANS7, Taufik Imasnyah, anchor redaksi yang tak terlupakan
Dituding pernikahannya tidak direstui keluarga Atta Halilintar, Atta Aurel: biasa aja, sekarang lebih baik