Namun, Tupperware juga menghadapi kemungkinan penghapusan dari Bursa Efek New York karena belum mengajukan laporan tahunannya dari 2022.
Perusahaan mengatakan bahwa saat ini mengharapkan dapat mengajukan laporan tersebut ke Securities and Exchange Commission dalam waktu 30 hari ke depan.
Namun Tupperware "tidak dapat menjamin" bahwa laporan tersebut akan diajukan tepat waktu.
Miguel Fernandez, Presiden dan CEO Tupperware Brands, menyatakan bahwa perusahaan sedang melakukan upaya untuk memitigasi dampak dari peristiwa terbaru.
Tupperware mengambil tindakan segera untuk mencari tambahan pendanaan dan memperbaiki posisi keuangannya.
Namun, pada bulan Maret, Kantor Hukum Rosen, sebuah kantor hukum hak-hak investor global, mengajukan gugatan class action atas nama pembeli surat berharga Tupperware Brands Corp. antara 10 Maret 2021 dan 16 Maret 2023.
Gugatan ini bertujuan untuk mengembalikan kerugian yang diderita investor Tupperware yang diduga diakibatkan oleh perusahaan yang memberikan informasi palsu atau menyesatkan dan/atau tidak mengungkapkan beberapa informasi keuangan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Tupperware sedang mengalami kesulitan keuangan yang serius dan berjuang untuk mempertahankan operasinya.
Semoga perusahaan dapat menemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki situasinya agar dapat tetap beroperasi di masa depan.***
Artikel Terkait
Lakukan tindakan kurang pantas kepada anak kecil laki-laki, Dalai Lama minta maaf setelah videonya tersebar
BINUS bangun sinergi dengan mitra media untuk memberdayakan masyarakat dengan Media Partnership Program
Era telah berubah, arcade video game di bioskop XXI Pondok Indah akan tutup selamanya
Kabar duka, putri Abdel Achrian tutup usia di usia muda, tinggalkan orang tua dengan satu adik
Siswa SMA Boyolali berhasil diterima di universitas top dunia, tidak hanya satu, tapi sepuluh!