JAKARTA INSIDER - Perwakilan Dagang AS ( USTR ) menyebutkan bahwasanya ada sekitar 58 negara yang dinilai Trump sebagai penghambat perdagangan Amerika Serikat dan membuat AS akan merugi.
Hal sama diungkapkan oleh Jamieson Greer, Tim Perwakilan Dagang AS.
Ia mengatakan bahwasanya ada sekitar 58 negara yang dianggap oleh Trump sebagai penghambat perdagangan Amerika Serikat.
Adapun daftar negara tersebut tertuang dalam dokumen bertajuk 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers setebal 370 halaman.
Greer mengatakan Trump menjadi Presiden AS satu-satunya yang menyadari, banyak negara yang menjadi penghambat AS dalam melakukan perdagangan.
Dia juga mengatakan, Trump tengah berupaya untuk membantu pebisnis global dari AS atas kebijakan negara yang masuk dalam daftar tersebut lantaran dianggap sebagai praktik yang tidak adil.
Adapun sejumlah negara ASEAN masuk dalam daftar tersebut seperti Singapura, Malaysia, hingga Filipina. Bahkan, Indonesia turut masuk dalam daftar negara yang dianggap menghambat aktivitas perdagangan AS.
Tak sampai di situ, sekutu AS, yaitu Israel dan Ukraina pun turut masuk dalam daftar tersebut.
Sementara, tiga organisasi antarnegara maupun regional yang masuk daftar adalah Liga Arab, Gulf Cooperation Council, dan Uni Eropa.
Baca Juga: Kecaman Pemimpin Dunia atas Genderang Perang Dagang Donald Trump, dari Kanada, Perancis sampai China
Selengkapnya berikut daftar negara dan organisasi antarnegara yang dianggap memiliki kebijakan yang menghambat perdagangan AS:
Artikel Terkait
Lebaran sudah usai, akan tetapi THR mantan Pekerja Sritex tak kunjung dibayar, bagaimana kelanjutannya?
Kecaman Pemimpin Dunia atas Genderang Perang Dagang Donald Trump, dari Kanada, Perancis sampai China
Apakah Dampak Trump Kenakan Tarif 32 Persen atas Barang Indonesia? Dari Kenaikan Harga sampai Ancaman PHK
Perekonomian Indonesia semakin terancam! Donald Trump tetapkan tarif impor sebanyak 32 Persen untuk RI
Donald Trump resmi kenakan tarif kenaikan impor sebanyak 32 Persen untuk Indonesia, bagaimana dampak pada perekonomian RI?