Jika kejadian ini terus-terusan berlangsung makan para pedagang nantinya tak sanggup menanggung beban operasional toko tersebut.
Maka ancaman bangkrut atau gulung tikar pun disebut-sebut akan terjadi karena pemasukan tidak menutup beban operasional.
“Memang enggak sesuai dengan biaya operasional kita,” kata Bayu, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
Banyak pedagang toko offline menduga kurangnya pembeli imbas dari Live Tiktok dan toko online lainnya.
Toko online atau e commerce dan Tiktok kerap disebut-sebut sebagai penyebab toko offline sepi.
Adapun Yenny, wanita paruh baya yang berdagang bed cover dan seprei di Pasar Tanah Abang sebut alami penurunan omzet.
Yenny ungkap ada penurunan omzet sekitar 50-60 persen di masa kini, dirinya sebut juga soal Tiktok dianggap merusak harga pasaran.
“Aduh sepi banget, sepi banget,” kata Yenny, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Omzetnya turun 50-60 persen,” lanjut Yenny, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
“Kurang lebih udah 6 bulan- 7 bulan lah,” ujar Yenny, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta.
Baca Juga: Irwan Mussry, suami Maia Estianty diperiksa KPK atas kasus korupsi eks Bea Cukai Yogya, Eko Darmanto
“Hampir mau 7 bulan, 8 bulan gitu lah,” tutur Yenny, pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta
Artikel Terkait
Miris!, Pasar Tanah Abang Jakarta disebut-sebut digusur e commerce, Pedagang: Omzet kini sudah Rp0
Kisah miris pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta omzet Rp0 sepi pembeli: Jual online dan live tidak ada penonton
Pasca kunjungan Menteri Perdagangan ke Pasar Tanah Abang Jakarta, Pedagang: Online shop harus dihapus
Curahan hati pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Semenjak ada Tiktok,penjualan kita terus anjlok alias menurun
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta: Dulu bisa dapat Rp60 juta sehari, sekarang Rp1 juta kebawah bahkan Rp0
Pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta sebut kian terpuruk, berharap ada perbaikan nasib kedepan kepada pemerintah
Pasar Tanah Abang Jakarta menurut pedagang: Turun drastis, pengunjung banyak yang jalan-jalan tidak beli