JAKARTA INSIDER - Sudirman Central Business District (SCBD) adalah salah satu cerita sukses pengembangan kawasan bisnis terpadu yang mengubah wajah Jakarta.
Sebagai salah satu inisiatif pengembangan properti terkemuka di Indonesia, SCBD telah melalui perjalanan panjang sejak awal tahun 1990-an hingga saat ini.
Mewujudkan Masterplan SCBD
Penyusunan masterplan SCBD menjadi titik awal perjalanan bisnis PT Danayasa Arthatama, penyedia jasa dan investasi real estat yang memiliki visi besar.
Selama tahun 1987 hingga 1992, perusahaan ini merumuskan rencana besar untuk mengubah lahan kumuh seluas 45 hektar di jantung Segitiga Emas Jakarta menjadi kawasan niaga terpadu yang modern.
Baca Juga: Erajaya bersiap hadapi tantangan masa depan dengan dua direktur baru dari generasi milenial
Pembangunan Infrastruktur yang Megah
Pada tahun 1992 hingga 1993, pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan kepercayaan kepada PT Danayasa Arthatama untuk memulai proses transformasi ini.
Hasilnya, SCBD kini menjadi salah satu kawasan bisnis paling prestisius di Jakarta, yang menaungi beberapa gedung pencakar langit megah.
Gedung-Gedung Iconik SCBD
Sejumlah gedung ikonik telah muncul di SCBD sejak awal pembangunannya.
Gedung Artha Graha pada tahun 1995 menjadi gedung perkantoran pertama di kawasan ini.
Kemudian, Gedung Bursa Efek Indonesia dan Apartemen Kusuma Chandra selesai dibangun pada tahun 1998, menambahkan warna baru dalam lanskap bisnis Jakarta.
Baca Juga: 500 Global hadirkan dana US3 Juta untuk dukung perkembangan perusahaan startup di Asia Tenggara
Artikel Terkait
Dukung kemudahan berbisnis di lingkup ASEAN, Mendag Zulkifli Hasan: Dipermudah agar efisien
Sambut delegasi KTT ke 43 ASEAN, AP II pastikan Bandara Soetta lancar tanpa ganggu penerbangan reguler
Jadi sorotan dunia, ekonomi Indonesia diprediksi akan menyusul Rusia di masa depan
500 Global hadirkan dana US$143 Juta untuk dukung perkembangan perusahaan startup di Asia Tenggara
Erajaya bersiap hadapi tantangan masa depan dengan dua direktur baru dari generasi milenial