JAKARTA INSIDER - Reuni berujung petaka, sepertinya itu lah yang terbesik dipikiran saat mendengar musibah yang menimpa Guru Besar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Prof Samekto Wibowo.
Seperti diketahui Prof Samekto Wibowo meninggal dunia usai diterjang ombak pada Sabtu (24/9/2022) di Pantai Pulang Sawal, Kapanewon, Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Almarhum Samekto Wibowo pada saat itu tengah mengikuti kegiatan reuni yang berlangsung sejak, Jumat (23/9/2022) kemarin dengan menempati sebuah vila di kawasan tersebut.
"Iya benar, itu kan angkatan 62 sampai 65, reuni angkatan FKKMK, dokter-dokter itu. Kegiatannya sejak kemarin, hari ini jalan di pantai mau foto-foto dan tiba-tiba ada ombak dan jatuh, yang lain lari, beliau tidak sempat lari, kena ombak" ujar Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (24/9/22), seperti dilansir BeritaSatu TV.
Sebelum insiden terjadi, korban yang merupakan ahli syarat tersebut diketahui sedang berfoto bersama rombongannya di tebing-tebing di area Pantai Pulang Sawal.
Terkait rencana pemakaman dan penghormatan terakhir almarhum Prof Samekto Wibowo, Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia mengatakan bahwa pihaknya masih berkoordinasi mengingat jenazah almarhum masih berada di RSUD Wonosari.
"Sementara ini belum, karena masih di RSUD Wonosari, jadi ini memang masih koordinasi di mana dan kapan, biasanya kalau ada guru besar ada penghormatan di Balairung, cuma ini akhir pekan juga," imbuh Prof. Ova.
Lebih lanjut Rektor UGM menambahkan bahwa selama masa hidupnya sosok Prof. Samekto Wibowo dikenal sebagai sosok kebapakan dan selalu mendorong junior-juniornya untuk maju.
Sosoknya juga merupakan guru dari Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia. Almarhum juga masih mengabdi dalam mengajar meski sudah pensiun.
"Beliau itu ya, guru saya ya, jadi sudah senior dan sudah pensiun tetapi masih aktif mengajar, beliau mendalami keilmuan syarat dan beliau orang yang sangat sabar. Kita sangat kehilangan, karena beliau sosok sangat kebapakkan terus mendorong yunior-yunior harus maju, jadi sangat berkesan," tutur Prof. Ova.