Perluasan jaringan penerbangan dari dan menuju Labuan Bajo dilakukan secara bertahap, dalam
berkontribusi:
1. Mendukung aksesibilitas sebagai “jembatan udara” di Nusa Tenggara Timur, yang dikenal sebagai provinsi dengan pulau dan kepulauan yang memiliki bandar udara terbanyak.
Sebagai informasi, NTT adalah provinsi yang memiliki 16 pintu udara. Hingga kini, Wings Air beroperasi di 13 airport meliputi bandar udara: A. A. Bere Tallo di Atambua (ABU), El Tari di Kupang (KOE), Frans Sales Lega di Ruteng (RTG), Frans Seda di Maumere (MOF), Gewayantana di Larantuka (LKA), H. Hasan Aroeboesman di Ende (ENE), Komodo di Labuan Bajo (LBJ), D. C. Saundale di Rote (RTI), Mali di Alor
(ARD), Bajawa Soa di Ngada (BJW), Tambolaka di Sumba Barat Daya (TMC), Umbu Mehang Kunda di Waingapu (WGP) dan Wunopito di Lembata – Lewoleba (LWE).
Baca Juga: Inspirasi kamar tidur mungil dan nyaman. Yuk intip 7 desain kamar ukuran 2x3 dengan kasur lantai
Berharap, waktu yang akan datang dapat beroperasi dan melayani transportasi udara di Wings Air
belum beroperasi di: Bandar Udara Soa, Bandar Udara Tardamu di Sabu serta Bandar Udara Pantar di Alor.
2. Membantu perkembangan daerah sejalan program pemerintah. Konektivitas “Trans-NTT” semakin
terbuka sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Dalam upaya “Menghubungkan Indonesia” guna memperkenalkan dan mempopularkan destinasi yang dapat dijangkau secara point to point (penerbangan berdurasi jarak pendek dan menengah) hingga setingkat kecamatan, serta sebagai bagian upaya dalam percepatan pemulihan perekonomian dalam rangka pengembangan potensi unggulan di masing-masing destinasi (sektor pariwisata, UMKM, bisnis dan lainnya).
3. Memperkenalkan bersamaan momentum kampanye Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI)
sehingga semakin memperpendek jarak dan mempersingkat waktu dari satu pulau dengan pulau lainnya sehingga mobilisasi bagi masyarakat, wisatawan dan pebisnis semakin mudah,
pendistribusian logistik lebih efektif dan tepat.
Wings Air menjangkau destinasi hingga setingkat kecamatan dan kabupaten untuk “Menghubungkan
Indonesia” dengan mengoperasikan armada jenis baling-baling (propeller)tipe pesawat ATR 72-500 atau ATR 72-600, yang tepat sesuai infrastruktur bandar udara.
Pesawat berkapasitas tempat duduk 72 kelas ekonomi, konfigurasi atau tata letak 2-2. Keunggulan pesawat dalam upaya menawarkan pengalaman terbaru bagi penumpang (pebisnis dan wisatawan).
Baca Juga: Mencari celah? Ternyata Nathalie Holscher minta wejangan ke Fariz Utama sebelum bercerai dengan Sule
ATR 72 adalah pesawat berteknologi canggih dengan tingkat kenyamanan lebih terasa selama penerbangan karena dibekali interior yang dirancang lebih futuristik, dapat bersantai ketika di kabin, bisa bekerja atau hanya
menikmati perjalanan dengan melihat pemandangan karena pesawat mampu terbang rendah.
Kualitas udara segar (fresh) terus menerus dipasok dengan tingkat pembaruan volume udara kabin yang
tinggi, sehingga siklus udara terjamin bersih.
Dalam hal ini, bagian kesungguhan terhadap kesehatan karyawan serta penumpang, seiring memastikan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.