JAKARTA INSIDER - Maladewa, sebuah surga tropis yang terkenal dengan keindahan pulau-pulau dan lautnya yang mempesona, memiliki cerita unik di balik konversi agama menjadi Islam.
Terletak di Samudra Hindia, negara ini menjalani perjalanan panjang dari kepercayaan Buddha menuju keyakinan Muslim yang kuat.
Bagaimana kisah legendaris ini terjadi?
Pada abad ke-12, ketika Maladewa masih menjalankan agama Buddha sejak abad ke-3 SM, seorang pedagang Arab dari Maroko bernama Abu al-Barakat Yusuf al-Barbari tiba di pulau ini.
Maladewa pada saat itu merupakan titik persinggahan penting bagi pedagang Arab, dan kehadiran Abu al-Barakat Yusuf al-Barbari memiliki pengaruh yang signifikan.
Legenda konversi ini bermula dari ketakutan rakyat Maladewa terhadap iblis laut jahat bernama Rannamaari.
Raja Buddha saat itu mempercayai bahwa iblis tersebut membutuhkan pengorbanan seorang perawan setiap bulan untuk menjaga kemarahan iblis tersebut agar tidak menimpa rakyatnya.
Wanita yang terpilih dalam undian bulanan harus ditahan dalam sebuah menara untuk dipersembahkan kepada Rannamaari, namun tragisnya, mereka ditemukan meninggal keesokan harinya.
Suatu ketika, saat seorang wanita muda terpilih sebagai pengorbanan, Abu al-Barakat Yusuf al-Barbari yang tinggal di rumah keluarga wanita tersebut menawarkan diri untuk menggantikan wanita tersebut.
Sebagai gantinya, pedagang tersebut menghabiskan malam di menara itu sambil membacakan ayat-ayat Quran.
Iblis Rannamaari muncul pada malam itu, namun ia berbalik dan pergi setelah mendengar ayat-ayat Quran yang dibacakan oleh Abu al-Barakat Yusuf al-Barbari.
Raja, yang terkagum dengan keberhasilan ini, memutuskan untuk mengubah seluruh negara menjadi Muslim sebagai bagian dari janji yang ia buat.