Carthage merupakan kerajaan perdagangan besar dan pesaing militer bagi Republik Romawi hingga tahun 146 SM, ketika Romawi berhasil mengalahkannya dan menguasai Tunisia selama 800 tahun berikutnya.
Kehadiran Romawi membawa pengaruh Kekristenan dan meninggalkan peninggalan arsitektur yang megah, seperti Amfiteater El Jem.
Pada abad ke-7 Masehi, umat Muslim Arab menaklukkan seluruh wilayah Tunisia dan membawa Islam serta budaya Arab kepada penduduk setempat.
Baca Juga: Presiden Minta Borobudur Dikelola Entitas Tunggal: Mendorong Pertumbuhan Pariwisata Indonesia
Sejak saat itu, suku Arab menjadi mayoritas penduduk Tunisia.
Pada tahun 1546, Kesultanan Utsmaniyah mengambil alih kendali Tunisia dan memerintahnya selama lebih dari 300 tahun, hingga tahun 1881 ketika Prancis menjajah negara ini.
Setelah melalui perjuangan panjang, Tunisia meraih kemerdekaan pada tahun 1956 dan menjadi Republik Tunisia di bawah kepemimpinan Habib Bourguiba.
Saat ini, budaya dan identitas Tunisia tercermin dari perpaduan berbagai budaya dan etnis yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Baca Juga: Selamat Ulang Tahun Jakarta! Kini Jakarta Telah Berumur 496 Tahun
Dengan keputusan pembebasan visa ini, Warga Negara Indonesia kini memiliki kesempatan untuk menikmati pesona alam dan warisan budaya yang luar biasa di Tunisia.
Jelajahi pantai-pantai biru yang menakjubkan, kunjungi situs-situs bersejarah yang kaya, dan alami keanekaragaman budaya yang memukau.
Tunisia menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi para pelancong.
Baca Juga: Demi Cinta TikTok: Seorang Ibu dari Tangerang Terlantar di Bandara Internasional Lombok
Jadi, ayo segera rencanakan perjalanan Anda ke Tunisia dan temukan sendiri keajaiban yang ditawarkan oleh negara ini!***