JAKARTA INSIDER - Suku Komering adalah salah satu suku yang mendiami wilayah Sumatera Selatan, dengan ikatan sejarah dan budaya yang kuat baik dengan palembang maupun lampung.
Menurut Mang Dayat, seorang pemerhati tradisi dan seni budaya Sumatera Selatan, mengatakan, asal usul suku Komering dapat ditelusuri hingga masa lalu yang kaya dan kompleks.
Menurut prasasti Kedukan Bukit yang menyebut nama Minanga, daerah ini diyakini merupakan wilayah suku Komering.
Suku Komering mendiami sepanjang pesisir Sungai Komering, yang mencakup tiga kabupaten: Ogan Komering Ilir, OKU Timur, dan OKU Selatan.
Meskipun secara administratif masuk Sumatera Selatan, suku Komering memiliki kemiripan bahasa, adat, dan budaya dengan Lampung.
Sejarah mencatat bahwa hasil bumi suku Komering dijual ke Palembang, bukan Lampung, yang pada masa itu di bawah protektorat Banten, jelas Mang dayat.
Asal usul nama "Komering" masih menjadi misteri. Dalam cerita dari masa Sriwijaya hingga Kesultanan Palembang, nama Komering tidak disebutkan.
Kawasan ini dulu dikenal sebagai Minanga, yang dalam bahasa Komering atau Proto Melayu Purba berarti "muara sungai". Perjanjian Piagam tahun 1629 yang menggunakan tulisan Arab Melayu oleh Kerajaan Palembang menyebut kawasan ini sebagai Marga Minanga.
Nama Komering mulai dipopulerkan pada masa Belanda dengan sebutan "Kemering", yang diartikan sebagai makhluk sakti seperti harimau jadi-jadian. Ada juga yang mengatakan nama ini berasal dari "Way Komering" atau Sungai Komering.
"Di pertemuan sungai Saka dan Selabung di Muara Dua terdapat Makam Puyang Komering, yang disebut masyarakat sebagai Makam Komering Sing. Menurut cerita, Komering Sing adalah pedagang dari India yang berdagang pinang di daerah ini," bebernya.
Kawasan Minanga, yang diyakini sebagai asal suku Komering, sudah ada sebelum abad ke-7. Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 604 Saka, sementara Puyang Minak Ratu Demang Bing yang membangun daerah Minanga tercatat pada masa pemerintahan Ratu Sukorumong pada tahun 999 Saka.