JAKARTA INSIDER - Pertunjukan rakyat yang sudah mendarah daging di Jakarta, ondel-ondel, telah menghiasi jalanan dan acara-acara tradisional selama berabad-abad.
Dengan bentuknya yang besar dan karakteristik yang khas, ondel-ondel tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung warisan budaya yang dalam.
Pertunjukan semacam itu juga ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti Badawang di Priangan, Barongan Buncis di Cirebon, dan Barong Landung di Bali.
Baca Juga: Panduan lengkap untuk wisatawan baru di Jakarta, jelajahi keindahan megapolitan!
Namun, keunikan ondel-ondel membuatnya tetap menjadi daya tarik tersendiri di kalangan masyarakat Betawi.
Ondel-ondel sendiri merupakan boneka raksasa yang terbuat dari rangka anyaman bambu, dengan tinggi sekitar 2 meter dan lebar kurang dari 80 cm.
Boneka ini dirancang sedemikian rupa agar pemikul di dalamnya dapat bergerak dengan cukup leluasa.
Baca Juga: Mencari produk ekonomi kreatif di Jakarta? Ini 12 rekomendasi brand lokal terbaik!
Rambutnya terbuat dari ijuk, sedangkan wajahnya diberi topeng atau kedok dengan mata bundar yang mencolok. Uniknya, wajah laki-laki biasanya dicat merah, sementara wajah perempuan dicat putih atau kuning.
Tradisi penggunaan ondel-ondel sendiri telah berkembang dari sekadar pengiring arak-arakan seperti pengantin sunat hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan-perayaan besar, seperti perayaan ulang tahun Jakarta.
Meskipun awalnya digunakan dalam sepasang laki-laki dan perempuan, sekarang jumlahnya bisa disesuaikan dengan permintaan penyelenggara acara.
Baca Juga: Ada 13 bom di Jakarta! Visinema hadirkan ledakan spektakuler dalam sensasi sinematik menggelegar
Tak jarang, ondel-ondel juga digunakan dalam pertunjukan keliling atau lebih dikenal dengan istilah "Ngamen" pada perayaan Tahun Baru baik masehi maupun Islam.
Selain penggunaannya dalam acara-acara besar, proses pembuatan ondel-ondel itu sendiri merupakan bagian dari ritual yang dijalankan dengan penuh kepatuhan.