unik-menarik

Salah satu pemicu turunnya populasi Jepang, pria dan wanitanya enggan menikah

Selasa, 15 Agustus 2023 | 22:08 WIB
Negara Sakura Jepang, warga negaranya enggan menikah salah satu penyebab terjadinya penurunan jumlah penduduknya.

 

JAKARTA INSIDER – Negara Jepang diprediksi akan punah karena populasi tiap tahun yang terus berkurang. Di antara salah satu pemicunya adalah pria dan wanita Jepang tidak tertarik untuk menikah.

Pemicu lain turunnya jumlah populasi Jepang yakni tingkat kematian dan budaya gila kerja warga. Mereka kreatif dan menghabiskan waktunya dengan pekerjaan.

Akibat warganya enggan untuk berumah tangga, tingkat kelahiran di Jepang menurun drastis. Krisis populasi ini membuat pemerintah Jepang melakukan beberapa kebijakan mengenai keluarga, demikian melansir laman Kabar Pedya Channel, Selasa (15/8/2023).

Baca Juga: Tak hadiri sidang, ayah David Ozora kirim surat terbuka ke Jaksa Agung, ini isi lengkapnya

Disebutkan, keengganan pria dan wanita Jepang melakukan pernikahan lantaran mereka menilai menikah adalah hidup baru yang akan membatasi sebagian kebebasan hidup. Menurut mereka, menikah akan menghambat dan akan mengganggu untuk meraih karir.

Pada 2014, pemerintah Jepang sempat melakukan penelitian terhadap pria dan wanita yang berumur antara 29 tahun hingga 30 tahun dengan obyek 7.000 ribu pria dan wanita.

Dari 2.643 orang diantaranya memberi jawaban, dimana 38 persen dari mereka menyatakan tidak tertarik menjalin hubungan. Dan sejumlah 39,1 persen wanita dan 36 persen pria menyatakan tidak ingin memiliki pasangan.

Baca Juga: Setelah Golkar dan PAN gabung dalam koalisi Prabowo Subianto, lalu siapa cawapresnya?

Selain faktor keengganan untuk menikah, faktor kematian di Jepang lebih tinggi dari jumlah kelahiran. Dimana pada tahun 2017 jumlah angka kelahiran 900 bayi yang lahir, namun pada tahun yang sama sejumlah 1.3 juta penduduk meninggal dunia. Dari sini jumlah kematian lebih tinggi dari angka kelahiran.

Keengganan warga Jepang menikah, menyebabkan pemerintah ini melakukan kebijakan, seperti memberikan hak cuti istri kepada suami, meningkat gaji dasar kepada wanita, serta berkampanye mengenai arti penting berkeluarga. Namun masyarakat Jepang mengindahkan hal ini.

Selain keengganan untuk menikah masyarakat Jepang juga dikenal gila kerja. Mereka kreatif dan menghabiskan waktunya dengan pekerjaan.

Baca Juga: Tak ada hal meringankan, Jaksa tuntut Mario Dandy 12 tahun penjara dan bayar restitusi Rp 120 miliar

Warga Jepang memiliki disiplin kerja yang tinggi. Dengan setiap hari 8 jam kerja 40 jam perminggu

Halaman:

Tags

Terkini