Mereka kemudian diarak bersama dengan aneka sesaji dan gunungan hasil bumi.
Tradisi ini sebagai wujud rasa syukur atas kelimpahan sumber air di Sendang Sidukun.
Suran Manten Desa Traji menjadi momen penting untuk menghargai keberlimpahan alam sekitar dan menyampaikan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Baca Juga: 5 Mitos larangan pada malam 1 suro yang dikenal sejak dahulu kala, apa saja? Yuk disimak!
Baritan Asemdoyong, Pemalang: Ungkapan Syukur atas Melimpahnya Hasil Laut
Tradisi turun-temurun yang dilakukan pada hari Suro adalah Baritan Asemdoyong di Pemalang.
Dalam tradisi ini, sesaji yang sudah ditata dalam ancak (miniatur kapal) yang indah dihias, kemudian dilarung ke tengah laut.
Tradisi ini biasanya dilakukan oleh para nelayan sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya hasil laut.
Baritan Asemdoyong menggambarkan rasa syukur yang mendalam atas berkah yang diberikan oleh lautan kepada masyarakat pesisir.
Dalam merayakan 1 Suro atau Muharram di Jawa Tengah, masyarakat tidak hanya menghormati tradisi leluhur, tetapi juga mengekspresikan rasa syukur dan memohon keselamatan.
Tradisi-tradisi ini memperkaya kehidupan budaya dan memberikan nilai spiritual yang mendalam.
Setiap tahun, tradisi ini terus dijaga agar kekayaan warisan budaya Jawa Tengah tetap hidup dan bisa diteruskan kepada generasi mendatang.***