JAKARTA INSIDER - Jawa Tengah memiliki kekayaan budaya yang tak terhingga.
Pada malam 1 Muharram atau yang dikenal sebagai 1 Suro menurut penanggalan Jawa, masyarakat Jawa Tengah menghidupkan berbagai tradisi yang sarat makna dan simbol.
Tradisi-tradisi ini tidak hanya menghormati warisan nenek moyang, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang mendalam.
Sejatinya, tujuan dari perayaan ini adalah mencapai ketentraman batin dan keselamatan dalam menyambut tahun baru Islam.
Apakah tradisi ini juga dilakukan di daerahmu?
Baca Juga: Arti, makna, sejarah malam 1 suro dalam tradisi masyarakat Jawa, yuk simak!
Kirab Pusaka Dalem Puro Mangkunegaran: Merayakan dengan Keanggunan dan Intropeksi
Salah satu tradisi yang menjadi bagian dari perayaan 1 Suro adalah Kirab Pusaka Dalem Puro Mangkunegaran.
Setiap tahun, kirab ini dilaksanakan sebagai cara untuk menyambut tahun baru Muharram.
Pusaka-pusaka keraton diarak dengan penuh keanggunan, diikuti dengan laku tapa bisu sebagai simbol intropeksi diri.
Melalui kirab ini, masyarakat Jawa Tengah menghormati warisan budaya mereka sekaligus menunjukkan rasa syukur atas keberadaan dan kelimpahan pusaka yang mereka miliki.
Baca Juga: Ganjar Pranowo diundang oleh Kerajaan Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah Haji
Sedekah Gunung Merapi: Memohon Keselamatan dalam Upacara Khusus
Di Desa Lencoh, Selo, Boyolali, masyarakat Jawa Tengah melaksanakan tradisi Sedekah Gunung Merapi.
Artikel Terkait
Dipertanyakan netizen, kini Gibran Rakabuming juga berikan selamat ke Anies setelah doakan Ganjar Pranowo haji
Ganjar Pranowo diundang oleh Kerajaan Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah Haji
5 Mitos larangan pada malam 1 suro yang dikenal sejak dahulu kala, apa saja? Yuk disimak!
5 Tempat wisata yang rutin dijadikan lokasi ritual pada malam 1 suro, yuk disimak!
Arti, makna, sejarah malam 1 suro dalam tradisi masyarakat Jawa, yuk simak!