Unik dan Menarik: Fenomena Masuk Angin pada Masyarakat Jawa Antar Atik Triratnawati Dosen UGM Jadi Guru Besar, Ternyata Ada Tiga Jenis

photo author
- Jumat, 19 Desember 2025 | 15:05 WIB
Teliti soal masuk angin, Dosen Antropologi FIB UGM Prof. Dr. Atik Triratnawati, M.A. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Antropologi Kesehatan pada Selasa (10/6) di Balai Senat UGM. (UGM)
Teliti soal masuk angin, Dosen Antropologi FIB UGM Prof. Dr. Atik Triratnawati, M.A. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Antropologi Kesehatan pada Selasa (10/6) di Balai Senat UGM. (UGM)

“Gejalanya sendiri berupa kembung, panas, dan pegal-pegal,” katanya.

Baca Juga: Akui pernah kecintaan dengan Vadel Badjideh, Lolly: Sekarang sudah move on

Kepala Program Studi Antropologi ini berujar bahwa masuk angin jenis ini dipercaya akibat kelelahan setelah bekerja. Sementara kategori masuk angin berat terjadi ketika gejala yang tidak terlalu dirasakan oleh penderitanya.

“Umumnya penderitanya sering sekali menunda makan, minum, dan istirahat karena berharap pekerjaannya akan diselesaikan dulu.

Akibatnya muncul gejala-gejala tambahan seperti muntah dan mencret. Kedua gejala ini yang disebut Atik sebagai pembeda antara masuk angin biasa dan berat,” tambahnya.

Baca Juga: Dipancing netizen usai disebut logo menjiplak, Lolly: Dasar haters

Selanjutnya untuk jenis masuk angin yang terakhir adalah angin kasep. Jenis ini muncul sebab masuk angin yang ada dibiarkan dan terlambat diatasi.

Gejala awalnya tidak diperhatikan sehingga sifatnya tampak mendadak dan membuat penderitanya dapat jatuh tersungkur dan merasa nyeri dada.

“Gejala yang tidak teratasi pada masyarakat awam dapat menyebabkan kematian,” katanya.

Baca Juga: Ngamuk usai disebut logo produk hasil jiplak oleh netizen, Lolly: Haters

Meski begitu, ragam fenomena masuk angin ini kemudian memiliki jenis pengobatan yang beragam pula.

Atik mencontohkan beberapa pengobatan yang dilakukan perorangan bisa berbeda seperti salah satu kasus keluarga yang mengobati balitanya yang masuk angin dengan menggosokkan kotoran sapi di perut anak tersebut.

Contoh lainnya ada pada salah satu petani pemilik sapi yang meminum minuman ringan (soft drink) untuk mengobati masuk angin.

Baca Juga: Lolly murka tak terima usai disebut logo produk skincare sang ibunda menjiplak

Namun, ada satu pengobatan yang bersifat komunal, yaitu kerokan yang bagi orang Jawa adalah pengobatan utama bagi masuk angin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kasan Mulyono

Sumber: UGM

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X