teknologi

Tiga alasan mengapa transformasi digital penting, begini menurut Jokowi di KTT G20 Bali

Kamis, 17 November 2022 | 12:48 WIB
Presiden Jokowi saat berada di KTT G20 Bali.

 

JAKARTA INSIDER - Event global KTT G20 Bali di hari kedua 16 November 2022, digelar di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.

KTT G20 yang diikuti oleh para pemimpin dunia ini, cukup menarik perhatian terlebih apa yang dibahas dalam forum.

Pada sesi ketiga KTT G20, Jokowi mendorong untuk mempercepat pemulihan global dengan melakukan transformasi digital.

Baca Juga: Terbongkar! Kiesha Alvaro anak Pasha Ungu banting tulang selama 11 tahun, segini gajih ayah tirinya

Menurutnya, ekonomi digital adalah kunci masa depan ekonomi sebagai pilar ketahanan di masa pandemi, menyumbang 15,5 persen PDB global, dan membuka peluang masyarakat kecil menjadi bagian dari rantai pasok global, dikutip JAKARTA INSIDER dari laman indonesia.go.id pada Kamis (17/11/2022).

"Sebagai Presiden G20, Indonesia mendorong transformasi digital untuk mempercepat pemulihan global, dan, di bawah Presidensi Indonesia, digital economy working group sudah mulai berjalan. Tahun ini G20 juga mendorong pengembangan startup potensial melalui digital innovation network," ujar Presiden.

Presiden Jokowi beranggapan bahwa ada tiga hal yang harus menjadi fokus.

Baca Juga: Lanjut gerilya di Jogja, Anies Baswedan: Ini tentang masa depan Indonesia

Pertama, kesetaraan akses digital. Menurutnya, 2,9 miliar penduduk dunia belum terhubung dengan internet, termasuk 73 persen penduduk negara kurang berkembang.

Kedua, literasi digital. Menurut Kepala Negara, nilai digital bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan.

Literasi digital, lanjutnya, harus menjangkau semua agar dapat berpartisipasi dalam ekonomi masa depan.

Ketiga, lingkungan digital yang aman. Hoaks dan perundungan siber dapat memecah persatuan dan mengancam demokrasi.

Baca Juga: NATO tetap salahkan Rusia perihal ledakan di Polandia, Kremlin: NATO itu Russophobia!

Presiden memandang bahwa kebocoran data akibat kejahatan siber berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi hingga 5 triliun dolar AS pada tahun 2024.

Halaman:

Tags

Terkini

8 Fakta China Hidup di Teknologi Masa Depan

Selasa, 23 September 2025 | 15:59 WIB

Daftar Jet Tempur Tercepat di Dunia, Rusia Paling Unggul

Minggu, 21 September 2025 | 09:44 WIB