JAKARTA INSIDER - China kembali mencatatkan pencapaian di bidang antariksa dengan sukses meluncurkan satelit terbaru mereka, Zhongxing.
Peluncuran ini dilakukan dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di Provinsi Sichuan pada menggunakan roket Long March yang telah menjadi andalan dalam misi luar angkasa China.
Dikutip dari kanal YouTube Metro TV Zhongxing merupakan satelit komunikasi geostasioner yang dirancang untuk memperkuat jaringan telekomunikasi, penyiaran, serta layanan internet di wilayah China dan sekitarnya.
Baca Juga: Partai NasDem dorong generasi muda melek Politik lewat program Remaja Bernegara
Satelit ini dikembangkan oleh China Academy of Space Technology (CAST) dan dilengkapi dengan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi komunikasi serta ketahanan terhadap gangguan luar angkasa.
Menurut pernyataan resmi dari China National Space Administration (CNSA), satelit Zhongxing berhasil memasuki orbit yang ditentukan dan dalam kondisi stabil.
Peluncuran ini menjadi langkah penting dalam pengembangan infrastruktur komunikasi satelit China serta mendukung strategi nasional dalam bidang teknologi luar angkasa,” ujar juru bicara CNSA.
Baca Juga: Inovasi Dry Eye SPA: Solusi efektif untuk mengatasi mata kering dan iritasi
Keberhasilan ini semakin menegaskan posisi China sebagai salah satu negara dengan kemajuan pesat dalam eksplorasi luar angkasa.
Selain digunakan untuk keperluan sipil, satelit Zhongxing juga diyakini akan berkontribusi dalam mendukung kebutuhan pertahanan dan keamanan nasional China.
Peluncuran satelit Zhongxing merupakan bagian dari program ambisius China dalam memperluas kapasitas teknologi antariksa mereka.
Baca Juga: Kepala Daerah dari PDIP tunggu arahan Megawati sebelum putuskan kehadiran di Retret
Beberapa tahun terakhir, China telah berhasil meluncurkan berbagai satelit komunikasi, navigasi, serta eksplorasi luar angkasa, termasuk misi ke Bulan dan Mars.
Para analis melihat kesuksesan ini sebagai bukti komitmen China dalam meningkatkan otonomi teknologi serta mengurangi ketergantungan pada infrastruktur komunikasi global yang didominasi oleh negara-negara Barat.