JAKARTA INSIDER - Gelaran akbar Piala Dunia 2022 yang akan diselenggarakan di Qatar kini sebentar lagi akan dihelat.
Dalam event sepakbola kali ini, agak sedikit unik mengingat biasanya Piala Dunia diselenggarakan pada rentang waktu musim panas.
Namun, Presiden FIFA Sepp Blatter mengakui bahwa pemilihan Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara ajang Piala Dunia 2022 merupakan sebuah kesalahan.
Baca Juga: Mengapa banyak pesepakbola asal Jerman cepat memilih gantung sepatu? Ini alasannya
Dia menyebut bahwa sepak bola dan piala dunia adalah hal yang terlalu besar bagi Qatar.
Menurut Sepp Blatter komite eksekutif FIFA ketika itu pada 2010 sebenarnya ingin menunjuk Amerika serikat sebagai tuan rumah.
Hal itu didasari dengan alasan perdamaian, keputusan FIFA memilih Qatar menjadi tuan rumah memang diiringi banyak kontroversi.
Baca Juga: Jelang Piala Dunia Qatar 2022, yuk intip keunikan Stadion 974
Polemik pertama tentu saja adalah perubahan jadwal piala dunia 2022 yang tradisinya di musim panas berganti ke musim dingin atau di tengah-tengah kompetisi berjalan.
Cuaca panas disana menjadi faktor utama penyebab event akbar itu harus digelar akhir tahun dikutip JAKARTA INSIDER dari AFP Minggu, (13/11/2022).
Kontroversi lainnya yang mengiringi piala dunia 2022 Qatar adalah isu pelanggaran HAM terhadap pekerja.
Baca Juga: Jelang Piala Dunia U 20, Komisi X DPR RI ingatkan jangan ada lagi tragedi Kanjuruhan
Sebagai informasi, kali ini event megah 4 tahun sekali yakni Piala Dunia pertama kali diselenggarakan di negara timur tengah.
Qatar pun menyiapkan dana yang tak sedikit untuk menjadi tuan rumah, diketahui mereka menghabiskan gelontoran uang Triliunan.
Artikel Terkait
Resep jualan laris manis cireng krispi ala chef Devina Hermawan, dijamin laris manis!
Jelang Piala Dunia Qatar 2022, yuk intip keunikan Stadion 974
Ilmuwan sebut bumi makin redup, Artatika sudah alami perubahan radikal, bakal ada dampak lebih ekstrim
Mengapa banyak pesepakbola asal Jerman cepat memilih gantung sepatu? Ini alasannya
Hyundai dan Adaro menandatangani Nota Kesepahaman untuk Mengamankan Persediaan Aluminium