olahraga

Sepeda keranda Pak Midun, mengenang dan menuntut keadilan Kanjuruhan

Selasa, 15 Agustus 2023 | 13:00 WIB
Saksikan perjalanan epik Pak Midun, seorang pria paruh baya yang bersepeda dengan keranda mayat dari Malang ke Jakarta menuntut keadilan (Twitter @hundrved)

Baca Juga: Buka tender! PSSI sediakan kesempatan sponsorhip untuk timnas sepakbola Indonesia

Bambang Dwi Cahyo, dalam akun Twitter-nya, mengungkapkan pandangannya yang realistis. "Respek dan hormat. Tapi mohon maaf kita harus jujur, aksinya ini tidak akan mengubah hasil atau mengetuk hati siapapun. Toh sidang sudah hampir selesai. Vonis bebas 2 tahun penjara dan 1,6 bulan penjara itulah hasilnya. Tak bisa kita pungkiri, vonis pengadilan lah ujungnya."

Namun, Pak Midun tidak terpengaruh oleh skeptisisme tersebut.

Ia tetap memilih untuk meneruskan perjalanannya dengan keyakinan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki arti dan dampak tersendiri.

Ia ingin menyuarakan keadilan bagi para korban Tragedi Kanjuruhan, dan perjalanannya yang panjang ini adalah bagian dari cara dia mengekspresikan solidaritas dan keprihatinannya.

Baca Juga: Badminton India semakin kokoh, kini diperkuat pelatih asing seperti Mulyo Handoyo 

Perjalanan Pak Midun bukanlah sekadar aksi individu.

Ia telah mendapatkan dukungan penuh dari komunitas Aremania yang masih merasa terpanggil untuk terus mengejar keadilan.

Aremania dan perwakilan suporter dari berbagai daerah turut berperan menjaga dan mengawal Pak Midun sepanjang perjalanan.

Mereka saling berbagi informasi dan menjalin jejaring untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan Pak Midun dalam perjalanannya.

Baca Juga: Andres Iniesta bergabung dengan Emirates Club, legenda sepak bola Spanyol siap menggebrak Liga Emirati

Setiap daerah yang dilalui oleh Pak Midun menjadi saksi bisu dari perjalanannya yang luar biasa.

Dari Malang, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, hingga Bekasi dan akhirnya Jakarta, jejak sepeda keranda tersebut meninggalkan jejak perjuangan dan harapan.

Dengan tulisan 'Justice for Kanjuruhan' yang terpampang jelas di atas keranda, Pak Midun telah berhasil menyampaikan pesan pentingnya: bahwa tragedi tersebut belum boleh dilupakan dan keadilan harus tetap diperjuangkan.***

Halaman:

Tags

Terkini