JAKARTA INSIDER - CEO Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa kini Gelora Bung Karno (GBK) telah resmi menjadi bagian dari pengelolaan Danantara. Hal ini, menurutnya, menjadi tantangan besar yang harus dihadapi ke depan.
“Jika GBK sudah sepenuhnya berada di bawah Danantara, maka kehadirannya harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” kata Rosan saat memberi keterangan pers di Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Selasa, 29 April 2025.
Ia menyebut bahwa tugas mengelola GBK bukan hal yang ringan. Dengan luas kawasan dan nilai aset yang sangat besar.
Diperlukan upaya maksimal agar kawasan ini tidak hanya menjadi simbol, tapi juga memberikan manfaat nyata secara ekonomi.
Baca Juga: Bareskrim Polri gelar olah TKP dan rekonstruksi di lokasi hilangnya Iptu Tomi S Marbun
“Ini tentunya menjadi PR yang sangat besar. GBK harus bisa menjadi ikon baru bagi Jakarta dan juga Indonesia,” ujarnya.
Rosan menyampaikan bahwa sejauh ini pemanfaatan GBK masih sangat terbatas. Menurutnya, aset sebesar GBK seharusnya bisa menghasilkan nilai tambah lebih tinggi.
“Kita lihat utilisasi dan produktivitasnya masih kecil. Return-nya juga sangat-sangat terbatas,” ungkapnya.
Baca Juga: Satgas Ops Damai Cartenz-NU perkuat kolaborasi untuk cegah gangguan KKB di Papua
Selama ini, lanjut Rosan, belum ada pihak yang benar-benar fokus pada pengembangan kawasan GBK secara optimal.
“Selama ini kan nggak ada yang benar-benar memperhatikan bagaimana GBK bisa berkembang secara ekonomi dan nilai,” katanya.
Untuk itu, Danantara berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap GBK agar bisa dioptimalkan potensinya.
“Kami akan evaluasi secara menyeluruh dan tingkatkan value-nya. Nilainya besar, tapi dampaknya terhadap ekonomi masih kecil,” tutup Rosan.
Sebelum berada di bawah Danantara, pengelolaan kawasan GBK dilakukan oleh Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) di bawah naungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).