JAKARTA INSIDER - Operasional haji 2025 yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) saat ini sudah memasuki proses pemulangan.
Sayangnya, di tengah proses pemulangan ini menghadapi sedikit gangguan atas perang yang terjadi antara Israel dan Iran.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar, yang mengungkapkan bahwa perang Israel-Iran menjadi isu dalam penerbangan pulang jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci.
“Ini yang kita khawatirkan ya, dengan penyerangan terhadap Doha (Qatar) itu kan agak sedikit menyerong ke kiri, jadi itu bisa sedikit agak terganggu,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya, dikutip dari laman Kemenag, Kamis, 26 Juni 2025.
Nasaruddin menjelaskan gangguan penerbangan pesawat jemaah haji ke Indonesia yang melalui kawasan Timur Tengah sempat mengalami penyesuaian karena eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel.
Dampak yang paling terlihat adalah setidaknya satu penerbangan yang mengalami keterlambatan dari jadwal seharusnya.
“Tapi saya dengar hari ini sudah mulai lancar, karena agak sedikit menyerong ke kiri, mudah-mudahan lah,” imbuhnya.
Baca Juga: Presiden RI Prabowo Subianto mengaku terkesan dengan Layanan Ngoerah Sun Wellness Center di Denpasar
Menag juga meminta doa agar proses pemulangan jemaah ke Indonesia bisa berjalan dengan lancar.
“Kita berdoa semoga situasi menjadi lebih baik, saya dengar sudah mulai lewat ya pesawat-pesawat yang di sekitar Qatar.” ucapnya.
“Mudah-mudahan lancar terus, mohon doanya semuanya ya,” tandasnya.
Untuk proses pemulangan ini, Kemenag terus berkoordinasi dengan otoritas penerbangan dan maskapai.
Artikel Terkait
Kusnanto S.E., M.Si., Pengusaha dan Akademisi Inspiratif di PPNK 2025 Lemhannas RI
Heboh Penangguhan Massal Grup Facebook: Komunitas IDFM dan Lainnya Jadi Korban
Presiden RI Prabowo Subianto mengaku terkesan dengan Layanan Ngoerah Sun Wellness Center di Denpasar
Presiden RI Prabowo Subianto turut mendukung dan mendorong Pusat Kesehatan Dalam Negeri, sebut bisa hemat devisa dan perkuat Ekonomi
Danantara Indonesia kini resmi menggandeng RDIF Rusia untuk meluncurkan platform Investasi dengan modal Rp37,6 Triliun