JAKARTA INSIDER - Publik dikejutkan dengan temuan mengejutkan dari hasil pengujian laboratorium terhadap sembilan produk olahan makanan yang selama ini beredar luas di pasaran dan telah memiliki sertifikat halal.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa produk-produk tersebut ternyata mengandung unsur babi, yang jelas bertentangan dengan label halal yang tertera di kemasannya.
Temuan ini pertama kali diungkap oleh lembaga pengawas konsumen dan disampaikan melalui konferensi pers bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Juga: Kontroversi usulan Titiek Soeharto jadi Pahlawan Nasional
Dikutip dari kanal YouTube official iNews Dalam pernyataannya, mereka menjelaskan bahwa kandungan babi tersebut terdeteksi dalam bentuk gelatin, enzim.
Atau bahan tambahan lain yang berasal dari unsur hewani, namun tidak dicantumkan secara jelas di label komposisi.
Kasus ini menimbulkan kegemparan di tengah masyarakat, khususnya umat Muslim yang merasa dirugikan dan dikhianati kepercayaannya terhadap label halal.
Baca Juga: Langgar aturan, gudang UD Sentosa Sela disegel petugas
Banyak warganet menyuarakan kekecewaannya di media sosial, menuntut pertanggungjawaban dari produsen dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses sertifikasi.
BPOM dan MUI pun segera mengambil tindakan dengan menarik sementara produk-produk tersebut dari pasaran, sambil melakukan penyelidikan mendalam terhadap proses sertifikasi halal yang telah dilakukan.
Mereka juga menghimbau masyarakat untuk lebih waspada dan teliti dalam memilih produk makanan.
Baca Juga: Presiden Prabowo terima kunjungan wakil PM Malaysia
Serta menegaskan komitmen untuk memperketat pengawasan terhadap produk-produk yang mengklaim memiliki sertifikasi halal.
Sementara itu, pihak produsen memberikan pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa mereka tidak mengetahui adanya kandungan babi dalam bahan baku yang digunakan.
