JAKARTA INSIDER - Jagat media sosial tengah diramaikan dengan maraknya kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh sejumlah calon dokter dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Kasus-kasus ini tidak hanya memicu kemarahan publik, tetapi juga mengguncang kepercayaan terhadap institusi pendidikan kedokteran yang seharusnya mencetak tenaga medis profesional dan beretika.
Salah satu kasus yang menyita perhatian publik adalah dugaan pemerkosaan oleh seorang residen anestesi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, yakni Priguna Anugerah Pratama (PAP).
Baca Juga: Kenang Ricky Siahaan, Desta ungkap mimpi dan kisah di balik lagu Ceritakan April
Skandal ini menjadi simbol dari masalah yang lebih luas di lingkungan pendidikan kedokteran Indonesia.
Selain kasus di Bandung, kejadian serupa juga terjadi di Jakarta. Polres Metro Jakarta Pusat dilaporkan telah menangkap seorang peserta PPDS dari Universitas Indonesia (UI) yang diduga secara diam-diam merekam mahasiswi yang sedang mandi.
Aksi tak senonoh ini semakin memperpanjang daftar pelanggaran etika dan moral oleh calon dokter spesialis.
Baca Juga: Gabah murah, Petani menjerit! Mentan Amran didesak tuntaskan masalah penjualan ke BULOG!
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, akhirnya angkat suara dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Senin, 21 April 2025.
Ia menyampaikan kekecewaan mendalam atas kejadian-kejadian tersebut yang menurutnya tidak hanya mencoreng nama baik dunia medis, tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat luas.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Dampaknya tidak hanya pada peserta didik, tapi juga pada kepercayaan masyarakat terhadap dunia kedokteran,” ujar Budi.
Baca Juga: Mentan bongkar mafia tengkulak! Petani Kalsel jual gabah murah, oknum BULOG dipecat!
Untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan, Budi menyatakan bahwa pihak Kementerian Kesehatan akan melakukan perbaikan sistem secara serius dan menyeluruh dalam pendidikan dokter spesialis.
Salah satu langkah konkret yang akan diambil adalah mewajibkan seluruh peserta PPDS menjalani tes psikologis sebelum diterima dalam program pendidikan tersebut.
Menurut Budi, tes ini penting untuk menilai stabilitas mental, kedewasaan emosional, dan kesiapan para calon dokter dalam mengikuti pendidikan serta melayani masyarakat secara profesional dan etis.
Artikel Terkait
Sering main di TPA tanpa alas kaki, bocah 3 tahun di Jember terinfeksi cacing pita
Cerita unik dari seorang Chef di Mesir masak Mie Nyemek untuk Prabowo
Gubernur Pramono berencana jadikan Jakarta sebagai destinasi olahraga Internasional
LPSK amankan Pekerja Migran korban kekerasan di Kamboja
Pemerintah Provinsi Riau bersama dengan Polda kini bergerak demi mewujudkan Swasembada pangan yang berkelanjutan