JAKARTA INSIDER - Kasus peredaran Pertamax oplosan yang sempat ramai diperbincangkan kini memasuki babak baru.
Dugaan keterlibatan oknum-oknum tertentu dalam penyebaran bahan bakar oplosan ini mulai terungkap melalui penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwajib dan instansi terkait.
Meski awalnya hanya beredar sebagai isu, kini fakta-fakta baru mulai muncul, yang menunjukkan bahwa kasus ini jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan.
Baca Juga: Pertamax Oplosan merajalela? Pakar Otomotif ungkap ciri-ciri dan cara membedakannya
Dikutip dari kanal YouTube Metro TV Pertamax oplosan, yang mengacu pada bahan bakar yang dicampur dengan bahan lain, sering kali dijual dengan harga lebih murah.
Namun, konsumen yang terjebak dalam transaksi tersebut tidak hanya merugi secara finansial, tetapi juga berisiko terhadap kerusakan mesin kendaraan.
Penggunaan Pertamax oplosan dapat menyebabkan mesin kendaraan bekerja tidak optimal, bahkan dapat merusak komponen internal mesin dalam jangka panjang.
Baca Juga: Bahaya di balik Pertamax Oplosan: Dampaknya bagi mesin kendaraan dan lingkungan
Para penyelidik menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sejumlah oknum yang terlibat dalam distribusi bahan bakar ilegal ini berasal dari berbagai lapisan.
Termasuk di antaranya adalah pengelola stasiun pengisian bahan bakar dan oknum yang mengelola distribusi di tingkat pengecer.
Keberadaan oknum-oknum ini menunjukkan bahwa masalah yang lebih besar sedang berlangsung di balik peredaran bahan bakar oplosan tersebut.
Baca Juga: Investigasi mengungkap: Benarkah Pertamax Oplosan beredar luas dan merugikan Konsumen?
Kasus ini mengundang perhatian banyak pihak, baik dari masyarakat maupun dari kalangan pengamat otomotif.
Banyak yang merasa khawatir bahwa praktik oplosan ini bisa semakin meluas dan menambah risiko bagi konsumen.
Pemerintah dan pihak berwenang pun diharapkan segera menindak tegas agar tidak ada lagi oknum yang memanfaatkan celah untuk merugikan masyarakat.