Jaringan Pemred Promedia (JPP) Audiensi Soal Publisher Rights dengan Dewan Pers

photo author
- Kamis, 21 Maret 2024 | 20:06 WIB
Audiensi JPP dengan Dewan PERS.
Audiensi JPP dengan Dewan PERS.

JAKARTA INSIDER - Bersama Pengurus Jaringan Pemred Promedia (JPP), CEO Promedia Agus Sulistriyono melakukan audiensi dengan Dewan Pers pada Kamis, 21 Maret 2024.

Kedatangan Jaringan Pemred Promedia (JPP) ini pun diterima langsung oleh Totok Suryanto anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri.

Dalam pertemuan ini, CEO Promedia Agus Sulistriyono memberikan pemaparan kepada anggota Dewan Pers tentang perkembangan mitra Promedia yang beranggotakan 1,065 media di seluruh Indonesia hingga Maret 2024 ini.

Baca Juga: Elemen Sipil Kasdam Berdemo di Banda Aceh, menuntut Ini Kepada Jokowi

Totok Suryanto menyambut baik perkembangan Promedia yang sudah mencapai ribuan media.

“Saya menitipkan pesan Dewan Pers agar Promedia tetap mempertahankan mutu konten. Jangan sekadar copy and paste,” katanya.

Menanggapi hal itu Agus Sulistriyono, CEO Promedia sekaligus Penasehat JPP mengatakan bahwa dirinya selalu menekankan para konten kreator selalu menjaga marwah profesi jurnalis.

Baca Juga: Penampilan Sakeco Kabupetan Sumbawa dan Sumbawa Barat diacara iftar Ikasum Jaya, memukau 300 warga perantauan Jabodetabek

“Saya latar belakang jurnalis dan tetap jurnalis sampai sekarang sehingga selalu mengarahkan para mitra menjaga mutu konten mereka,” jelasnya.

Sulis menjelaskan, Jaringan Pemred Promedia (JPP) dibentuk sebagai organisasi resmi para pemred.

“JPP jadi rumah resmi para pemred di ekosistem Promedia,” tambahnya.

Terkait Publisher Rights, Totok mengatakan bahwa ada kekhawatiran di kalangan media kecil karena takut akan tergulung oleh media besar.

Baca Juga: Jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, PLN gelar mudik bersama BUMN 2024, begini cara daftar dan tahapannya

Totok menjelaskan bahwa semua media harus berusaha menjaga kualitas produk jurnalistiknya agar bisa bertahan.

Totok menjelaskan bahwa banyak keluhan terkait praktik-praktik clickbait dan lainnya.
“Media itu menjual kepercayaan. Kalau sudah tidak bisa dipercaya maka akan ditinggalkan pembaca, termasuk kasus clickbait yang membuat pembaca kecewa dan kehilangan kepercayaan.”

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: St Shofia Munawaroh LI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X