JAKARTA INSIDER - Kasus penistaan agama yang dilakukan pimpinan pondok pesantren Al Zaitun akhirnya terkuak. Satu per satu pengikut setia Panji Gumilang merasa begitu menyesal karena telah mengikuti ajaran sesat.
Dua orang sebelumnya telah menjadi pengikut setia Panji Gumilang dengan doktrin yang menurut mereka waktu itu apa yang diajarkan Panji Gumilang adalah benar dan akan menjadi ahli surga.
Dua mantan pengikut setia Panji Gumilang yang menyatakan penyesalannya adalah Ahmad Sudimin dan Laswin.
Ahmad Sudimin menyatakan penyesalannya sebagai pelaku pencari dana untuk NII. Dan presiden Negara Islam Indonesia (NII) tersebut adalah Panji Gumilang sendiri.
Dia pun diajarkan dengan ayat-ayat Al Qur'an untuk melakukan penipuan dan perampokan yang dianggap halal jika dilakukan terhadap orang di luar NII, menurut ajaran nyeleneh Panji Gumilang, mereka dianggap kafir.
Ahmad Sudimin mengaku bahwa untuk mencari dana sesuai dengan perintah Panji Gumilang, dia harus melakukan penipuan, merampok, dan bahkan harus mengorbankan harta keluarganya.
Baca Juga: 5 Benda yang menandakan rumah terkena santet kiriman, salah satunya paku berserakan
Dengan doktrin akan menjadi ahli surga, dia menuruti semua perintah Panji Gumilang terhadapnya. Dia mengaku saat itu dia bangga dengan sebutan menjadi tentara negara Islam yang presidennya Panji Gumilang.
Sudimin mengatakan dia mulai masuk di pesantren Al Zaitun dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2022.
Sudimin mengatakan bahwa dia pun sempat di baiat untuk berkorban dengan jiwa, raga, dan harta. Dia juga mengaku bahwa Panji Gumilang menyuruhnya untuk menceraikan istrinya dengan mengatakan banyak bidadari di NII tersebut.
Baca Juga: Manajer Keisya Levronka minta maaf atas podcast kontroversial bersama Marlo Ernesto
Bertahun-tahun dia menipu orang untuk pengumpulan dana tersebut. Bahkan merampok hanya untuk mengumpulkan dana untuk pengembangan Al Zaitun.
Kebiasaannya menipu akhirnya ketahuan juga. Pada akhirnya ketika orang tidak percaya lagi, dia harus merampok dan pernah ditangkap pihak kepolisian.