JAKARTA INSIDER - Baru-baru ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika memicu keheranan di kalangan warganet setelah mereka mengunggah ucapan terima kasih kepada Johnny G Plate, mantan menteri yang mundur dari jabatannya setelah terlibat dalam skandal korupsi.
Tindakan ini menuai banyak pertanyaan tentang sensitivitas dan etika Kementerian tersebut, karena berbagi penghargaan kepada seseorang yang terlibat dalam tindakan korupsi bukanlah hal yang biasa.
Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan bahwa Presiden Joko Widodo telah menunjuk M. Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, sebagai Pelaksana Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Menteri Komunikasi dan Informatika yang baru.
Baca Juga: 10 Arti hewan masuk ke rumah anda, menurut Primbon Jawa kuno, yuk simak agar waspada!
Mereka mengucapkan selamat bertugas kepada Bapak Mahfud MD dan menyampaikan harapan agar beliau menjalankan tugasnya dengan amanah.
Namun, dalam pengumuman tersebut, Kementerian juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Johnny G Plate atas "pengabdian dan jasa-jasanya kepada bangsa dan negara" selama menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.
Warganet mempertanyakan sikap institusi pemerintahan yang mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang dihantui oleh tuduhan serius seperti korupsi.
Kecaman atas postingan tersebut muncul di platform media sosial.
Tulis satu pengguna Twitter, @vincentrcrd, "Terima kasih atas pengabdian Bapak Johnny G. Plate @kemkominfo ?? Itu tersangka korupsi woi bukan orang kena reshuffle." dalam akun media sosial pribadinya.
Ungkapan keheranan ini menggambarkan kebingungan yang dirasakan oleh banyak warganet terhadap tindakan Kementerian yang seolah-olah mengabaikan masalah serius korupsi yang melibatkan mantan menteri mereka.
Baca Juga: Unik, pasangan ini nikah dengan mas kawin tiket konser Coldplay!
Seakan-akan Kementerian Komunikasi dan Informatika mengabaikan kenyataan bahwa Johnny G Plate terlibat dalam skandal korupsi yang mengguncang publik.
Hal ini menimbulkan keraguan dan kekhawatiran di kalangan warganet mengenai integritas dan moralitas lembaga tersebut.