JAKARTA INSIDER - Sebuah kisah menyedihkan datang dari Kota Sukabumi yang mencatat kekerasan mengerikan yang dialami seorang anak, Leon, dalam lingkungan sekolahnya.
Leon menjadi korban intimidasi dan kekerasan fisik yang membuatnya harus menjalani operasi lengan karena patah akibat dorongan dan pukulan dari teman sekolahnya.
Sangat memprihatinkan bahwa pasca-insiden patahnya lengan Leon, justru tidak ada tindakan cepat dari pihak sekolah.
Sebaliknya, guru-guru diduga merancang strategi untuk menyusun narasi yang akan disampaikan kepada orangtua Leon
Bahkan, orangtua dari pelaku datang lebih dulu dibandingkan orangtua Leon sendiri.
Di ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Leon yang merasakan kesakitan hebat diduga masih dipaksa untuk menghafal skenario baru, dengan tujuan melindungi pelaku yang telah menyebabkan cedera pada Leon.
Pada akhirnya, orangtua Leon hanya diberitahu bahwa anak mereka jatuh sendiri dan kejadian itu merupakan kecelakaan biasa saat bermain.
Ironisnya, baru setelah 7 bulan kejadian itu, ayah Leon baru mengetahui kebenaran yang sebenarnya.
Sangat disayangkan bahwa di balik kejadian tersebut, semua guru diduga mengetahui perundungan yang dialami oleh Leon.
Bahkan setelah lengan Leon sembuh, dia terus menerima intimidasi setiap hari di sekolah yang sama.
Rasa takut dan ketidakmampuan untuk bercerita kepada siapapun membuatnya semakin terpuruk.