JAKARTA INSIDER - Belakangan ini, masyarakat Sumatera Barat dihebohkan dengan kasus penipuan yang melibatkan diduga seorang kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dengan korban yang diduga mencapai puluhan orang, kerugian dari aksi penipuan ini diperkirakan mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Tidak hanya itu, tersiar kabar bahwa kader tersebut bahkan terlibat dalam kasus penganiayaan dan penyebaran video intim tanpa izin korban, yang menambah kompleksitas dari kasus ini.
Baca Juga: Penipuan berkedok tugas akhir kesehatan, mahasiswa jadi korban penjualan foto tidak senonoh
Menurut informasi yang beredar di akun Twitter @behappyvid, seorang pengguna media sosial, tampaknya kader PSI yang berinisial R.D., telah melakukan tindakan penipuan yang merugikan banyak pihak.
Dalam salah satu unggahannya, @behappyvid menuliskan bahwa "Bokap nya juga udah gue kontek tapi NO RESPON !!!! oiyaaa disalah satu handphone korbannya masih nyangkut akun TOKPED si @redapusi bisa2 nya masih BELANJA anj, para korban pontang-panting bayar PINJOL!!".
Unggahan tersebut mengekspos bagaimana korban masih merasakan dampak dari aksi penipuan yang dilakukan oleh kader PSI tersebut.
Baca Juga: Dampak gelombang panas, evakuasi massal dilakukan di Cordoba Argentina untuk hindari kebakaran hutan
Situasi semakin pelik ketika @behappyvid menyebutkan bahwa tersangka tersebut sudah beberapa kali diamankan oleh pihak kepolisian setempat, namun entah bagaimana ia selalu berhasil kabur.
Dalam salah satu cuitannya, dia menanyakan, "Udah di POLDA, udah di cmdn selalu bisa kelepas lagi?" yang menimbulkan tanda tanya besar terkait penanganan hukum terhadap kasus ini.
Tidak hanya itu, dalam unggahannya yang lain, @behappyvid juga mengungkapkan bahwa tersangka tersebut diduga terlibat dalam kegiatan perjudian online dengan menggunakan uang para korban, serta memanfaatkan data korban untuk mendapatkan pinjaman online (PINJOL).
Baca Juga: Dirawat di Rumah Sakit Singapura, Luhut Binsar Pandjaitan ceritakan kondisi terkini
Situasi ini tidak hanya merugikan para korban, namun juga berdampak negatif bagi para penjual yang terkait dengan tersangka.
Hingga saat ini, pihak kepolisian dan aparat terkait sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini.***