JAKARTA INSIDER - Pada Minggu, 1 Oktober 2023, sebuah serangan teroris mengguncang ibu kota Turki, Ankara, ketika dua teroris mencoba menyerang markas besar Kepolisian Nasional Turki.
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengonfirmasi bahwa satu dari kedua teroris tersebut meledakkan dirinya sendiri di depan pintu masuk gedung tersebut.
Sementara itu, teroris lainnya berhasil "dinonaktifkan" dalam baku tembak dengan polisi.
Dalam bahasa otoritas Turki, "dinonaktifkan" digunakan untuk menggambarkan teroris yang tertangkap mati atau hidup.
Setelah serangan itu terjadi, Kantor Jaksa Agung Publik Ankara segera memulai penyelidikan.
Mereka juga mengeluarkan larangan akses media dan publikasi terkait insiden ini.
Karena insiden tersebut, area sekitarnya segera ditingkatkan keamanannya, dengan jalan utama Ataturk ditutup untuk lalu lintas.
Pasukan khusus polisi juga segera dikerahkan ke lokasi, bersama dengan tim pemadam kebakaran dan tim medis.
Serangan ini juga memengaruhi jadwal pembukaan Majelis Nasional Besar, yang akhirnya dibuka pada sore hari setelah masa liburan tiga bulan.
Banyak pejabat Turki mengutuk serangan tersebut dan menekankan dukungan mereka terhadap pasukan keamanan serta tekad mereka untuk melawan terorisme.
Mereka juga meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang salah (disinformasi) dan hanya mengikuti sumber berita resmi.