JAKARTA INSIDER - Grup musik rock asal Amerika, Paramore, bersama vokalisnya Hayley Williams, memutuskan untuk menarik seluruh katalog musik mereka dari layanan streaming di Israel, termasuk Spotify.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari keterlibatan mereka dalam kampanye budaya internasional bertajuk “No Music For Genocide”.
Kampanye tersebut diluncurkan pada 18 September 2025 dan telah diikuti oleh lebih dari 400 musisi serta label rekaman.
Baca Juga: Indonesia Tegaskan Dukungan Finansial bagi Palestina Saat UNRWA Hadapi Krisis Pendanaan
Gerakan ini menyerukan artis untuk melakukan geo-blocking terhadap karya mereka agar tidak bisa diakses di Israel, sebagai bentuk protes terhadap normalisasi budaya di tengah konflik berkepanjangan dengan Palestina.
Latar Belakang Kampanye
Gerakan “No Music For Genocide” berangkat dari keresahan banyak musisi dunia yang menilai platform streaming musik berperan dalam “mencuci” citra negara yang dianggap melakukan kekerasan dan represi politik.
Baca Juga: Tampil di Publik, Istri Diplomat Arya Daru Desak Transparansi Kasus Kematian Suaminya
Dengan menarik musik mereka dari katalog di Israel, para artis ingin menunjukkan bahwa budaya tidak bisa dipisahkan dari persoalan kemanusiaan.
Sebelum ini, beberapa musisi besar seperti Massive Attack dan Fontaines D.C. juga sudah lebih dulu bergabung dalam aksi boikot ini.
Kini, dengan bergabungnya Paramore, kampanye tersebut semakin mendapatkan perhatian internasional.
Paramore Pernah Suarakan Dukungan untuk Palestina
Meski tidak merilis pernyataan panjang, Paramore dan Hayley Williams diketahui telah lama menunjukkan simpati terhadap rakyat Palestina.