Sutradara Joko Anwar juga turut menyampaikan penghormatannya. Ia menyebut Ray sebagai "ikon" yang tidak tergantikan.
"Beliau bukan hanya membentuk karakter di film, tapi meninggalkan jejak di hati kita semua. Karyanya adalah warisan untuk perfilman Indonesia.”
Karier dan Warisan
Ray Sahetapy dikenal luas lewat dedikasi panjangnya di dunia seni peran sejak 1970-an. Ia membintangi berbagai film penting seperti Ponirah Terpidana, Tjoet Nja' Dhien, Telegram, hingga The Raid. Di samping film, Ray juga aktif di dunia teater dan televisi, serta dikenal sebagai sosok mentor yang senantiasa membimbing aktor-aktor muda.
Peran-perannya selalu penuh dengan intensitas emosi dan kedalaman karakter, menjadikannya salah satu aktor yang disegani lintas generasi. Ia dikenal sebagai pribadi yang serius dalam profesi, namun tetap rendah hati dan terbuka dalam kehidupan pribadi.
Ray Sahetapy dimakamkan di Tanah Kusir dengan penuh penghormatan, dan akan dipindahkan ke Palu sesuai dengan wasiatnya dalam waktu satu atau dua tahun ke depan.
Keputusan ini bukan hanya memenuhi keinginan almarhum, tetapi juga bentuk penghargaan atas nilai-nilai keluarga dan akar budaya yang dijunjungnya.
Dengan kepergiannya, Indonesia kehilangan salah satu aktor terbaiknya. Namun kenangan, nilai-nilai, dan karya-karya Ray Sahetapy akan terus hidup dan menginspirasi generasi penerus.***