JAKARTA INSIDER - Industri musik Tanah Air kembali dihebohkan oleh perselisihan dua musisi ternama, Ahmad Dhani dan Ariel NOAH. Keduanya terlibat perdebatan tajam terkait sistem royalti dan hak cipta lagu, khususnya mengenai penerapan direct license versus Lembaga Manajemen Kolektif (LMK).
Perseteruan ini mencuat setelah kasus hukum yang melibatkan penyanyi Agnez Mo dan komposer Ari Bias. Dalam gugatan yang dimenangkan Ari Bias, Agnez Mo dihukum membayar denda Rp1,5 miliar karena membawakan lagu tanpa izin pencipta.
Putusan ini mendapat dukungan penuh dari Ahmad Dhani, yang selama ini vokal memperjuangkan hak-hak pencipta lagu. Menurutnya, kasus ini membuktikan bahwa pencipta lagu sering dirugikan dan tidak mendapatkan hak ekonomi yang layak.
Ahmad Dhani Serang Ariel NOAH
Ahmad Dhani menilai sistem yang dikelola oleh LMK masih memiliki banyak kekurangan, terutama dalam transparansi distribusi royalti. Oleh karena itu, ia mendukung sistem direct license, di mana pencipta lagu memiliki kendali penuh dalam memberikan izin penggunaan karyanya.
Dhani pun mengkritik sikap Ariel NOAH yang tetap mendukung sistem LMK. Ia menilai Ariel hanya memikirkan kepentingannya sendiri sebagai penyanyi dan tidak peduli dengan nasib pencipta lagu lain.
"Ariel itu artinya dia hanya memikirkan diri sendiri. Dia memang tidak tercipta untuk memikirkan orang lain," ujar Ahmad Dhani.
Tak hanya itu, Dhani juga melontarkan sindiran pedas di media sosial. Dalam unggahannya, ia menyamakan tindakan menyanyikan lagu tanpa izin dengan mencuri.
"Ya Tuhan, sulit sekali menjelaskan kepada penyanyi bahwa nyanyi lagu komposer tanpa izin itu sama saja nyolong, ngembat, nimpe, nyuri, dsb," tulisnya di Instagram.
Menurut Dhani, kebijakan Ariel yang mengizinkan siapa saja membawakan lagunya selama melalui LMK justru merugikan pencipta lagu lain. Dhani menilai Ariel terkesan arogan karena merasa aturan tersebut sudah adil, padahal banyak musisi yang dirugikan.
Ariel NOAH Bertahan dengan LMK
Di sisi lain, Ariel NOAH yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Vibrasi Suara Indonesia (VISI) tetap bersikukuh bahwa LMK adalah solusi terbaik bagi distribusi royalti, meskipun masih perlu perbaikan.
Ariel berpendapat bahwa direct license akan menyulitkan banyak musisi yang tidak memiliki kekuatan industri seperti Ahmad Dhani. Ia meyakini LMK tetap menjadi sistem yang paling realistis dalam mengelola hak cipta musik di Indonesia.