"Kalau kondisinya kayak tadi, anak-anak sampai teriak-teriak, ya jangan dipaksa. Kasihan psikisnya. Nanti malah trauma," lanjutnya.
Baim juga mengakui bahwa sebagai seorang pria, ia sebenarnya menginginkan kebebasan. Namun, karena statusnya sebagai ayah, ia sadar ada tanggung jawab besar yang harus ia emban untuk membesarkan anak-anaknya dengan baik.
"Saya itu laki-laki. Laki-laki maunya bebas. Kalau bisa mah, saya nggak usah ngasuh anak. Tapi kan ini tanggung jawab. Saya pengen perkembangan anak-anak bagus, mereka tumbuh di tangan orang tua yang sehat," tegasnya.
Baca Juga: Tetap waspada! Ini 6 ciri sihir yang sudah dikirim oleh orang yang iri dengki
Dalam kesempatan itu, Baim juga menawarkan solusi konkret kepada Paula agar bisa lebih dekat lagi dengan anak-anak. Ia mengusulkan agar mereka membuat program kebersamaan dengan menginap di hotel.
Ide ini muncul agar Paula dan anak-anak bisa kembali membangun ikatan yang mungkin sempat renggang akibat perpisahan.
"Saya sampai bilang ke dia, pakai cara gue ya. Yuk, kita nginep di hotel. Kamar connecting, gue di sebelah, lo di sebelah. Suruh tidur sama lo berhari-hari. Kalau udah nyaman, gue tinggalin. Nikmatin, sesimpel itu sebenarnya," terang Baim.
Baca Juga: Ini dia 6 ciri orang yang sudah terkena pelet pemikat, salah satunya rindu terus
Meski sudah menawarkan solusi, Baim mengaku masih merasakan kebingungan ketika berbicara dengan Paula. Ia merasa ada perbedaan pandangan dalam cara mendidik dan membangun kembali hubungan dengan anak-anak.
"Saya agak bingung waktu bicara sama dia. Padahal kuncinya itu cuma bonding aja, orang tua dan anak harus dekat. Bukan soal hak asuh atau menang kalah," ungkapnya.
Baim pun menegaskan bahwa perceraian ini bukan semata-mata soal siapa yang mendapatkan hak asuh, tetapi bagaimana keduanya tetap bisa bekerja sama demi tumbuh kembang Kiano dan Kenzo.
"Intinya buat saya, bukan tentang siapa yang menang atau kalah dalam perceraian. Tapi tentang anak-anak. Mereka harus tetap dapat kasih sayang dari dua-duanya. Kita harus kerja sama," pungkas Baim.
Pernyataan Baim ini menunjukkan sikap dewasanya dalam menghadapi perceraian. Ia tidak ingin anak-anaknya menjadi korban dari perpisahan orang tuanya dan berupaya mencari solusi agar hubungan ibu dan anak tetap terjaga.***