JAKARTA INSIDER - Pemecatan Novi Citra Indriyati, vokalis band punk Sukatani sekaligus guru di SDIT Mutiara Hati, Banjarnegara, menuai kontroversi dan mendapat sorotan publik.
Dugaan bahwa pemecatan ini terjadi karena keterlibatan Novi dalam lagu "Bayar Bayar Bayar"yang berisi kritik sosial membuat banyak pihak mempertanyakan kebebasan berekspresi di lingkungan kerja.
Dikutip dari kanal YouTube official iNews Menanggapi hal ini, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan akan menyelidiki kasus pemecatan tersebut.
Baca Juga: Kemnaker Siap Telusuri kasus pemecatan Novi Sukatani Band, ada dugaan pelanggaran
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, menegaskan bahwa tidak boleh ada pekerja yang diberhentikan hanya karena menyampaikan kritik atau berekspresi melalui seni.
Ia menambahkan bahwa pemecatan hanya bisa dilakukan jika ada pelanggaran hukum atau etika yang jelas, bukan karena pandangan atau karya seseorang.
Di sisi lain, pihak sekolah membantah bahwa pemecatan Novi sudah final. Ketua Yayasan Al Madani, Khoirul Mudzakir, menyatakan bahwa mereka masih menunggu klarifikasi dari Novi sebelum mengambil keputusan akhir.
Baca Juga: Ingin Kuliah di Arab Saudi? Ini 5 Kampus dengan pilihan jurusan umum terbaik
Namun, hingga kini belum ada pertemuan langsung antara pihak sekolah dan Novi untuk membahas persoalan ini.
Selain Kemnaker, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) juga ikut mengecam pemecatan ini.
Menurut FSGI, jika benar Novi diberhentikan karena lagu yang ia bawakan, maka hal ini merupakan bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berekspresi, yang seharusnya dilindungi oleh konstitusi.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Universitas di Arab Saudi yang menawarkan berbagai jurusan umum
Kasus ini menimbulkan perdebatan mengenai batasan antara profesionalisme dan hak berekspresi.
Di satu sisi, sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki aturan dan nilai-nilai yang harus dijaga.