CEO Bespoke Lab, Betty Cho, menegaskan alasan pemilihan Kantana sebagai mitra adalah karena rekam jejak global dan reputasinya dalam dunia pascaproduksi.
Baca Juga: Shin Tae Yong Masih Lebih Baik? Pelatih Vietnam Sentil Timnas U-23 Era Vanenburg
"Kami ingin menjadi mitra andalan bagi produser lokal dan regional yang menginginkan layanan audio post-production kelas dunia tanpa harus ke luar negeri," kata Betty.
Strategi harga yang diusung Kantana Bespoke juga disesuaikan dengan karakteristik industri perfilman Indonesia yang saat ini sedang bertumbuh, dengan lebih dari 100 film diproduksi setiap tahun.
Pimlapat Chaiviriyachok, Managing Director Kantana Post Production, menyebut pihaknya tengah aktif membangun koneksi dengan rumah produksi lokal dan mengikuti berbagai ajang industri demi memperkuat posisi di kawasan Asia Tenggara.
Beberapa rumah produksi pun dikabarkan telah menunjukkan minat terhadap layanan baru ini, meskipun belum ada pengumuman resmi terkait kerja sama lanjutan.
Baca Juga: 4 Negara Maju yang Membuka Peluang Beasiswa untuk WNI: Kesempatan Emas untuk Studi Luar Negeri
“Yang penting sekarang, kita sudah punya fasilitas kelas dunia di Indonesia. Produser tidak perlu lagi keluar negeri hanya untuk urusan audio,” pungkas Robert.
Hadirnya studio Kantana Bespoke di Jakarta menjadi angin segar bagi industri perfilman nasional.
Tak hanya menambah fasilitas teknis yang mumpuni, tapi juga membuka jalan bagi film-film lokal untuk bersaing di level internasional secara lebih profesional dan efisien.
Artikel Terkait
Shin Tae Yong Masih Lebih Baik? Pelatih Vietnam Sentil Timnas U-23 Era Vanenburg
21 Penyakit dan Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan per Agustus 2025
Prabowo Subianto Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara: Pangan Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah