Lagu Landslide iringi pemakaman Ricky Siahaan, wasiat yang terpenuhi setelah 10 tahun

Dengan suara lembut dan melodi yang emosional, lagu tersebut menggema di tengah keheningan upacara, menambah kesan khidmat dan mengharukan bagi semua yang hadir.

Ricky Siahaan Meninggal di Tengah Tur Musik

Kepergian Ricky Siahaan memang terasa sangat mendadak dan mengejutkan. Ia wafat pada 19 April 2025 di Jepang, saat band Seringai tengah melaksanakan tur bertajuk Seringai Wolves of East Asia Tour.

Tur tersebut seharusnya menjadi momentum bersejarah bagi band asal Indonesia ini untuk memperluas pengaruh mereka di Asia Timur. Namun, takdir berkata lain.

Baca Juga: Wow! Indonesia dan Palestina sepakat memperkuat kerja sama dalam bidang Pertanian

Kabar duka tersebut segera menyebar luas, mengguncang komunitas musik rock dan metal tanah air.

Sebagai salah satu pentolan Seringai, Ricky dikenal bukan hanya sebagai gitaris handal, tetapi juga sosok yang rendah hati, bersahaja, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap dunia musik.

Baca Juga: Picu kekhawatiran baru soal dampak ekonomi, imbas tarif opsen PKB Jawa Tengah 1,05 persen

Kenangan yang Tetap Hidup

Pemutaran lagu "Landslide" di pemakaman Ricky menjadi simbol bahwa kenangan tentang dirinya akan terus hidup, mengalir melalui karya-karya yang telah ia hasilkan dan cinta yang ia tanamkan dalam komunitas musik Indonesia.

Meski jasadnya telah bersemayam, semangat dan warisan Ricky Siahaan akan tetap berkibar, menjadi inspirasi bagi generasi musisi berikutnya.

Sebagaimana kata-kata dalam lagu Landslide:
"Can I sail through the changing ocean tides? Can I handle the seasons of my life?" — pertanyaan-pertanyaan tentang perubahan dan perjalanan hidup kini telah dijawab dalam keabadian.***