Ekspresi Baim Wong saat diperiksa dibongkar pakar, anak-anak masih menolak Paula meski dikenal dekat

Namun, hal itu bertolak belakang dengan pernyataan kuasa hukum Baim, Fahmi Bachmid. Dalam keterangan usai pemeriksaan, Fahmi menyebut bahwa kedua anak Baim dan Paula justru masih menunjukkan sikap penolakan terhadap kehadiran ibunya.

"Anak-anak tetap menolak bertemu, bahkan sampai berteriak-teriak menolak Paula," ungkap Fahmi kepada awak media usai proses pemeriksaan di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Fahmi juga menegaskan bahwa sikap anak-anak ini merupakan cerminan dari kondisi psikologis mereka saat ini. Ia menyebut bahwa anak-anak memang sudah lama tidak berinteraksi secara intens dengan Paula, sehingga wajar jika muncul perasaan canggung hingga penolakan.

Baca Juga: Otoritas Pertahanan Palestina sebut Jurnalis Al Jazeera Hussam Shabat dan Muhammad Mansour syahid akibat terkena bom Israel

Momen ini menjadi semakin kompleks karena publik juga menyoroti bagaimana Paula selama ini dikenal sangat dekat dengan kedua anaknya, terutama saat masa-masa awal pernikahan mereka. Namun, dinamika hubungan orang tua dan anak tentu bisa berubah seiring situasi yang berkembang.

Kasus ini pun memunculkan pro dan kontra di kalangan netizen. Ada yang menilai bahwa momen penolakan anak adalah hal wajar di tengah proses perceraian yang penuh konflik.

Namun tak sedikit pula yang menyoroti bagaimana seharusnya kedua belah pihak, Baim maupun Paula, lebih mengutamakan psikologis anak dalam setiap langkah mereka.

Baca Juga: Jurnalis kembali menjadi korban kejahatan Israel di Gaza, Hussam Shabat Reporter Muda Al Jazeera syahid di Beit Lahia

Kejadian ini sekaligus membuka ruang diskusi di masyarakat mengenai pentingnya peran orang tua dalam menjaga kondisi mental anak-anak saat perceraian terjadi. Banyak yang berharap proses hukum yang berjalan dapat memberikan jalan tengah terbaik demi kebaikan kedua anak mereka.

Hingga kini, publik masih menantikan kelanjutan proses sidang cerai keduanya, termasuk keputusan soal hak asuh anak dan bagaimana pengadilan akan mempertimbangkan kondisi psikologis anak dalam perkara ini.***